Show simple item record

dc.contributor.authorFaisah, Ria
dc.date.accessioned2014-01-21T20:12:05Z
dc.date.available2014-01-21T20:12:05Z
dc.date.issued2014-01-21
dc.identifier.nimNIM081610101038
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/20104
dc.description.abstractPenyakit periodontal banyak diderita oleh manusia hampir di seluruh dunia dan mencapai 50% dari jumlah populasi dewasa. Penyakit periodontal merupakan penyakit kronis yang diawali dengan gingivitis, penyebaran penyakit ke arah jaringan dibawahnya, menyebabkan resorbsi jaringan, hilangnya tulang alveolar dan terbentuknya poket. Etiologi penyakit ini disebabkan oleh bakteri plak, pada bakteri gram negatif lipopolisakarida merupakan komponen mayor yang ikut berperan dalam patogenesis penyakit periodontal karena mampu menimbulkan stimulasi pada sel-sel imun. Kondisi keradangan yang lebih lanjut akan memicu terjadinya aktivasi dan akumulasi sel makrofag ke jaringan yang diperantari oleh mediator-mediator keradangan. Untuk mengurangi akibat buruk keradangan, maka diperlukan nutrien yang bisa menekan produksi mediator keradangan. Bakteri asam laktat dikenal memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, peranan bakteri asam laktat sebagai bakteri probiotik bisa dimanfaatkan untuk pengobatan dan pencegahan dari penyakit rongga mulut, termasuk penyakit periodontal. Oleh karena itu, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian probiotik terhadap jumlah makrofag pada tikus wistar setelah diinduksi lipopolisakarida E. coli. Penelitian ini adalah eksperimental laboratoris yang dilakukan di Laboratorium Biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember pada bulan Juni-September 2011. Kondisi periodontitis didapatkan dengan menyuntikan lipopolisakarida E. coli pada sulkus gingiva gigi insisif pertazma kanan rahang bawah bagian labial selama 5 hari. Penelitian dilakukan pada 4 kelompok meliputi: kelompok I kontrol yang tidak diinduksi apapun, kelompok II induksi LPS selama 5 hari, kelompok III induksi LPS dan probiotik secara bersamaan selama 5 hari, serta kelompok IV induksi LPS selama 5 hari dilanjutkan probiotik 5 hari berikutnya. Jumlah sampel masing-masing kelompok 8 ekor, data yang diperoleh dianalisis menggunakan one way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji Tukey HSD. Hasil penelitian menunjukkan rerata jumlah sel makrofag tertinggi terdapat pada kelompok IV sebesar 2,71 sel dan terendah adalah kelompok I sebesar 1,42 sel, sedangkan kelompok II serta III masing-masing sebesar 1,88 sel dan 2,04 sel. Hal ini menunjukkan bahwa pemberian probiotik dapat meningkatkan jumlah sel makrofag tikus wistar jantan yang mengalami penyakit periodontal, begitu juga hasil analisis one way ANOVA menunjukkan hal yang sama. Akan tetapi hasil uji tukey HSD yang menunjukkan perbedaan (p<0,05) hanya pada kelompok I terhadap kelompok IV dan sebaliknya. Hal ini disebabkan jumlah bakteri yang meningkat ketika diinduksi LPS selama 5 hari secara langsung akan meningkatkan invasi sel makrofag, ditambah dengan pemberian probiotik L. casei 5 hari berikutnya maka akan merangsang pembentukan sel makrofag yang lebih banyak, meskipun secara statistik tidak semua kelompok mempunyai perbedaan. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa pemberian probiotik L. casei mempunyai pengaruh terhadap peningkatan jumlah sel makrofag gingiva tikus wistar jantan yang sebelumnya diinduksi lipopolisakarida E. coli, pengaruh tersebut lebih efektif pada kelompok yang induksi LPS selama 5 hari dan dilanjutkan L. casei 5 hari berikutnya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081610101038;
dc.subjectProbiotik, Sel Makrofag Gingiva, Lipopolisakarida E. Colien_US
dc.titlePEMBERIAN PROBIOTIK TERHADAP JUMLAH SEL MAKROFAG GINGIVA TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI LIPOPOLISAKARIDA E. COLIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record