dc.description.abstract | Salah satu tumbuhan yang telah lama dipergunakan oleh masyarakat Indonesia
sebagai bahan obat-obatan adalah rimpang lengkuas (Alpinia galanga). Tumbuhan
lengkuas sering dipergunakan sebagai obat penyakit perut, kudis, panu, dan
menghilangkan bau mulut. Penelitian terdahulu menyatakan bahwa kandungan eugenol
dan minyak atsiri pada rimpang lengkuas mampu membunuh bakteri (bakterisid).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya daya antimikroba rebusan rimpang
lengkuas terhadap pertumbuhan koloni S. dysenteriae dan mengetahui hubungan
besarnya konsentrasi rebusan rimpang lengkuas dengan jumlah koloni S. dysenteriae
yang tumbuh. Sampel yang digunakan dalam penelitian meliputi rebusan rimpang
lengkuas konsentrasi 12,5%; 25%; 50%; dan 100% yang masing-masing diulang 6 kali.
Perlakuan pada tiap kelompok sampel berupa kontak S. dysenteriae dengan rebusan
rimpang lengkuas konsentrasi tertentu. Setelah diinkubasi selama 24 jam dalam suhu 37º
C, dilakukan penghitungan koloni yang tumbuh secara manual. Persentase jumlah koloni
diperoleh dari jumlah koloni S. dysenteriae pada tiap sampel dibanding kontrol.
Hasilnya terdapat perbedaan rata-rata persentase jumlah koloni pada tiap
konsentrasi rebusan rimpang lengkuas, dimana semakin besar konsentrasi, rata-rata
persentase jumlah koloni semakin kecil. Rata-rata persentase jumlah koloni S.
dysenteriae pada kelompok konsentrasi 12,5% sebesar 85,50%, konsentrasi 25% sebesar
60,55%, konsentrasi 50% sebesar 38,53%, dan konsentrasi 100% sebesar 16,82%.
Analisis penelitian menggunakan SPSS One Way ANOVA. Hasilnya diketahui nilai
probabilitas (signifikansi) untuk persentase jumlah koloni S. dysenteriae adalah 0,000
(p<0,05). Artinya ada perbedaan yang signifikan antara kontrol dan rata-rata persentase
jumlah koloni S. dysenteriae yang tumbuh setelah dikontakkan dengan rebusan rimpang
lengkuas konsentrasi tertentu. Dari analisis hasil penelitian tersebut diketahui bahwa rebusan rimpang lengkuas
mampu menghambat pertumbuhan S. dysenteriae pada biakan in vitro. Hal ini sesuai
dengan hasil penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa minyak atsiri dan eugenol
yang merupakan komponen utama dalam rimpang lengkuas (Alpinia galanga)
mempunyai aktivitas biologis sebagai antimikroba. Semakin tinggi konsentrasi,
persentase jumlah koloni yang tumbuh akan semakin kecil. Artinya semakin tinggi
konsentrasi rebusan rimpang lengkuas, daya antimikroba terhadap pertumbuhan koloni
S. dysenteriae juga semain kuat. Hal ini sesuai dengan teori bahwa dosis atau besarnya
konsentrasi mempengaruhi besar daya hambat atau daya antimikroba.
Hasil penelitian ini menyatakan bahwa hipotesis penelitian diterima, yang artinya
rebusan rimpang lengkuas mempunyai daya antimikroba terhadap S. dysenteriae dan ada
perbedaan jumlah koloni S. dysenteriae yang tumbuh pada berbagai konsentrasi rebusan
rimpang lengkuas. | en_US |