Show simple item record

dc.contributor.authorSiska Yuni Fitria
dc.date.accessioned2014-01-21T05:38:08Z
dc.date.available2014-01-21T05:38:08Z
dc.date.issued2014-01-21
dc.identifier.nimNIM042010101027
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/19737
dc.description.abstractDemam Dengue (DD/DF) dan Demam Berdarah Dengue (DBD/DHF) adalah infeksi dengan perantara nyamuk yang setiap tahunnya menjadi masalah besar bagi dunia kesehatan internasional, ditemukan di daerah tropik dan sub-tropik di seluruh dunia. Di Asia Tenggara termasuk Indonesia, epidemi DBD merupakan problem abadi dan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak-anak. Penyakit DBD sering salah didiagnosis dengan penyakit lain seperti flu atau tipus. Hal ini disebabkan karena infeksi virus Dengue yang menyebabkan DBD bisa bersifat asimtomatik atau tidak jelas gejalanya. Masalah bisa bertambah karena virus tersebut dapat masuk bersamaan dengan infeksi penyakit lain seperti flu atau tipus. Oleh karena itu diperlukan kejelian pemahaman tentang perjalanan penyakit, patofisiologi, dan ketajaman pengamatan klinis. Dengan pemeriksaan klinis yang baik dan lengkap, serta pemeriksaan penunjang (laboratorium) dapat membantu menegakkan diagnosis DBD terutama bila gejala klinis kurang memadai. Diagnosis yang cepat dan tepat maupun keputusan kapan seorang pasien harus dirawat di rumah sakit memegang peranan penting dalam menurunkan fatalitas akibat infeksi Dengue. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif yang dilaksanakan pada bulan April-Mei 2008. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pendekatan diagnosis demam berdarah dengue pada anak di seluruh puskesmas keperawatan wilayah Kabupaten Jember peride 1 Januari-31 Desember 2007. Jenis sampel yang digunakan adalah totally sampling, dengan mengambil seluruh data rekam medis pasien anak yang dicurigai menderita DBD. Data yang diperoleh dikelompokkan dalam bentuk tabel dan grafik dan dideskripsikan dalam bentuk narasi serta dibandingkan dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat 273 kasus pasien anak yang dicurigai menderita DBD di seluruh puskesmas keperawatan. Didominasi oleh kelompok umur 5-14 tahun sebesar 175 (64,10%), dengan anak yang berjenis kelamin perempuan sebesar 147 anak (53,85%) dan yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 126 (46,15%). Kasus DBD banyak terjadi di 3 bulan pertama (Januari, Februari, Maret) dan 2 bulan akhir (November, Desember). Gejala klinik yang paling sering terjadi adalah demam mencapai 100%. Dari 273 kasus tersebut, kebanyakan puskesmas keperawatan melakukan diagnosis DBD yang tidak sesuai dengan kriteria WHO, yaitu sebesar 206 kasus (75,45%) dan yang sesuai dengan kriteria WHO hanya 67 kasus (24,54%). Kesimpulan, sebagian besar puskesmas melakukan penetapan diagnosis DBD yang tidak sesuai dengan kriteria WHO, hal ini terbukti dengan tidak didapatkannya diagnosis DD dan DSS di masing-masing puskesmas, karena semua puskesmas keperawatan akan mendiagnosis DBD, pasien yang mempunyai keluhan demam dengan trombositopenia. Dengan penelitian ini diharapkan petugas kesehatan lebih memahami kriteria diagnosis berdasarkan kriteria WHO sehingga tidak terjadi overdiagnosis ataupun underdiagnosis kasus DBD yang dapat berakibat terjadinya overtreatment dan undertreatment karena hal-hal tersebut sama-sama mempunyai dampak yang merugikan bagi pasien.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries042010101027;
dc.subjectDEMAM BERDARAH DENGUEen_US
dc.titlePENDEKATAN DIAGNOSIS DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI–31 DESEMBER 2007en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record