Show simple item record

dc.contributor.authorHeri Purwanto
dc.date.accessioned2014-01-21T05:17:33Z
dc.date.available2014-01-21T05:17:33Z
dc.date.issued2014-01-21
dc.identifier.nimNIM042010101040
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/19677
dc.description.abstractDemam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit demam yang berlangsung akut, menyerang baik orang dewasa maupun anak-anak, disertai dengan perdarahan dan dapat menimbulkan renjatan (syok) yang dapat menimbulkan kematian penderita. Penyebabnya adalah virus Dengue dan penularannya terjadi melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penderita yang mudah terkena DBD adalah anak berusia dibawah 15 tahun, yaitu anak yang masih duduk di sekolah dasar. Walaupun demikian, proporsi kasus orang dewasa cenderung meningkat. Penatalaksanaan terhadap kasus DBD tidak dapat lepas dari kecermatan dalam menentukan diagnosis dan kondisi (derajat) DBD karena perjalanan penyakit ini sulit diramalkan. Penatalaksanaan penyakit DBD yang tepat dan cepat memegang peranan penting dalam menentukan tingkat morbiditas dan mortalitas penderita DBD, karena dengan pengenalan dini dan terapi yang tepat, angka kematian yang awalnya mencapai 20% dapat direduksi menjadi kurang dari 1%. Karya tulis ini bertujuan untuk mengetahui penatalaksanaan Demam Berdarah Dengue pada anak di seluruh puskesmas keperawatan wilayah Kabupaten Jember periode 1 Januari–31 Desember 2007. Metode penulisan yang digunakan yaitu metode deskriptif kuantitatif dengan mengambil data secara retrospektif berupa rekam medis pasien anak 0-18 tahun yang dicurigai menderita DD,DBD/DSS periode 1 Januari–31 Desember 2007 di seluruh puskesmas keperawatan wilayah Kabupaten Jember. Penelitian ini bertempat di bagian rekam medis di seluruh puskesmas keperawatan wilayah Kabupaten Jember dan dilakukan pada bulan April– Mei 2008. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa selama tahun 2007, terdapat 273 pasien anak yang dicurigai menderita DBD di seluruh puskesmas keperawatan wilayah Kabupaten Jember, dan tidak terdapat pasien anak yang dicurigai menderita DD maupun DSS. Pasien anak yang dicurigai menderita DBD paling banyak berumur 5-14 tahun, yaitu sebesar 175 penderita, diikuti kelompok umur ≥15 tahun sebesar 58 penderita, dengan anak yang berjenis kelamin laki-laki sebesar 126 penderita dan yang berjenis kelamin perempuan sebesar 147 penderita. Pekerjaan orang tua penderita paling banyak adalah wiraswasta, yaitu sebesar 137 orang, dan diikuti pedagang sebesar 53 orang. Gejala klinis yang sering terjadi adalah demam, mual, dan muntah. Kejadian DBD paling banyak terdapat pada bulan Desember, yaitu sebesar 68 kasus, diikuti bulan Februari sebesar 47 kasus, dan bulan Maret sebesar 32 kasus. Penatalaksanaan yang diberikan oleh puskesmas meliputi rawat inap sebesar 100%, pemberian infus sebesar 100%, pemberian antipiretik sebesar 100%, pemberian antibiotik sebesar 100%, pemberian vitamin sebesar 42,12%, pemberian kortikosteroiud sebesar 34,43%, pemberian antiemetik sebesar 31,87%, dan pemberian analgesik sebesar 19,05%. Kesimpulan yang dapat diambil pada penelitian ini adalah pasien anak yang dicurigai menderita DBD paling banyak berumur 5-14 tahun, tidak terdapat perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin penderita, semua orang tua penderita mempunyai pekerjaan, gejala klinis tersering adalah demam, kejadian DBD paling banyak terdapat pada bulan Desember, dan seluruh puskesmas keperawatan dalam melakukan penatalaksanaan DBD tidak sesuai dengan prosedur WHO.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries042010101040;
dc.subjectDEMAM BERDARAH DENGUEen_US
dc.titleTINJAUAN PENATALAKSANAAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA ANAK DI SELURUH PUSKESMAS KEPERAWATAN WILAYAH KABUPATEN JEMBER PERIODE 1 JANUARI–31 DESEMBER 2007en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record