Show simple item record

dc.contributor.authorDewi Novita Rosiana
dc.date.accessioned2013-11-30T06:21:18Z
dc.date.available2013-11-30T06:21:18Z
dc.date.issued2013-11-30
dc.identifier.nimNIM091610101069
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1951
dc.description.abstractLesi traumatik merupakan salah satu lesi yang sering dijumpai pada rongga mulut. Berbagai rangsang dapat menjadi penyebab lesi traumatik, diantaranya adalah prosedur anastesi lokal lidokain dengan salah satu komposisinya berupa HCl 2%. Lesi traumatik dapat diatasi dengan obat-obat analgesik dan antiinflamasi yang ada dipasaran, namun karena sebagian besar obat-obatan tersebut memiliki efek samping, maka obat herbal dapat menjadi alternatif. Obat herbal yang dapat menjadi alternatif adalah daun singkong (Manihot esculenta). Daun singkong memiliki berbagai kandungan yaitu, vitamin C, vitamin A, protein, flavonoid, saponin, dan triterpenoid. Zat-zat tersebut dapat mempengaruhi proses penyembuhan luka terutama pada proses epitelialisasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efek pemberian ekstrak daun singkong (Manihot esculenta) terhadap ketebalan epitel mukosa labial mencit yang mengalami lesi traumatik.. Selain itu juga mengetahui perbedaan ketebalan epitel mukosa labial mencit yang mengalami lesi traumatik setelah pemberian ekstrak daun singkong (Manihot esculenta) selama 7 hari dan 10 hari. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris menggunakan rancangan penelitian the posttest only control group design. Sampel mencit BALB/C akan dibagi menjadi dua kelompok yaitu kontrol dan perlakuan. Masing-masing kelompok dibagi menjadi dua yaitu kelompok kontrol hari ke-7 (K1) dan kontrol hari ke-10 (K2), kelompok perlakuan dibagi menjadi kelompok perlakuan hari ke-7 (P1) dan perlakuan hari ke-10 (P2). Untuk mempercepat terbentuknya lesi traumatik maka peneliti menggunakan HCl 32%. viii Semua sampel mencit akan ditempel mukosa labialnya dengan spon kecil berdiameter 2 mm yang di tetesi HCl 32% sebanyak 0,01 ml selama dua detik. Kelompok perlakuan diberikan ekstrak daun singkong sedangkan kelompok kontrol diberikan aquadest mulai hari ke-1 sampai ke-10. Pada hari ke-7 kelompok K1 dan P1 dikorbankan, pada hari ke-10 kelompok K2 dan P2 dikorbankan. Setelah dikorbankan, sampel diambil mukosa labialnya dan dibuat sediaan histologi untuk diukur ketebalan epitelnya. Analisis hasil penelitian menggunakan uji Mann-Whitney (p<0,05) menunjukkan adanya perbedaan ketebalan epitel yaitu kelompok P1 lebih tebal daripada kelompok K1, karena kelompok P1 diberi ekstrak daun singkong (Manihot esculenta) yang memiliki kandungan zat-zat yang memicu proses regenerasi epitel. Epitel kelompok P1 lebih tebal daripada kelompok P2. Hal ini disebabkan kelompok kelompok P2 mengalami fase maturasi yang lebih lama sehingga epitel menjadi lebih tipis. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian diatas bahwa ekstrak daun singkong (Manihot esculenta) terbukti dapat meningkatkan ketebalan epitel lesi traumatik mencit BALB/C jantan pada perlakuan hari ke-7. Ketebalan epitel pada kelompok yang diberi ekstrak daun singkong (Manihot esculenta) hari ke-7 (P1) lebih tebal daripada epitel kelompok perlakuan hari ke-10 (P2).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091610101069;
dc.subjectEkstrak Daun Singkong, Regenerasi Epitel Lesi Traumatiken_US
dc.titleEFEK EKSTRAK DAUN SINGKONG (Manihot esculenta) TERHADAP KETEBALAN REGENERASI EPITEL LESI TRAUMATIK PADA MENCIT BALB/C JANTANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record