Show simple item record

dc.contributor.authorDenny Rangga Gommay
dc.date.accessioned2013-11-30T06:13:27Z
dc.date.available2013-11-30T06:13:27Z
dc.date.issued2013-11-30
dc.identifier.nimNIM091610101046
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1946
dc.description.abstractTanaman papaya (Carica papaya L.) merupakan tanaman yang mudah dijumpai di Indonesia. Pepaya mengandung banyak zat aktif salah satunya flavonoid. Aktivitas farmakologi dari flavonoid adalah sebagai antiradang, antibakteri, analgesik, dan antioksidan. Salah satu mekanisme flavonoid sebagai antiradang yaitu menghambat pelepasan asam arakhidonat. Sifat antibakteri dan antiradang ini dapat kita manfaatkan untuk alternatif pengobatan penyakit-penyakit di bidang Kedokteran Gigi, salah satunya penyakit periodontal. Penyakit periodontal merupakan suatu penyakit infeksi yang disebabkan karena bakteri yang terdapat pada plak gigi. Lipopolisakarida yang terdapat pada dinding sel P.gingivalis merupakan salah satu produk toksik yang mengakibatkan sel host terangsang untuk memproduksi mediator keradangan yang menyebabkan respon keradangan pada jaringan. Radang merupakan respons pertahanan dari tubuh, tetapi radang juga bisa merugikan bila terjadi secara berlebihan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post test only control group design. Sampel yang digunakan pada penelitian ini sebanyak 20 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 5 kelompok dengan 4 sampel pada masing-masing kelompok. Kelompok KN merupakan kelompok kontrol normal yang tidak diberi perlakuan. Kelompok K(-) merupakan kelompok kontrol negatif yang diberi wire ligature pada gigi molar rahang bawah kiri dan induksi P.gingivalis sebanyak 0,02 ml 3 kali seminggu selama viii 3 minggu pada bukal gigi molar rahang bawah kiri. Kelompok P1, P2 dan P3 merupakan kelompok perlakuan yang mendapat perlakuan sama dengan kelompok K(-), kemudian diberi ekstrak daun pepaya muda 25%, 50% dan 75% sebanyak 0,05 ml secara intragastrik sehari sekali selama 6 hari. Sampel dikorbankan pada hari ke 28 secara bersama-sama dan dilanjutkan pengambilan jaringan, pembuatan preparat dan pengecatan HE serta penghitungan sel osteoklas. Data yang diperoleh dilakukan uji Kolmogorov-Smirnov untuk menguji normalitas, uji Levene untuk menguji homogenitas, uji One-Way Anova untuk mengetahui perbedaan pada semua kelompok dilanjutkan uji LSD untuk mengetahui perbedaan antar kelompok. Pada kelompok KN dengan kelompok K(-) terdapat perbedaan signifikan. Pada kelompok P3 dengan kelompok K(-) terdapat perbedaan signifikan. Hal ini membuktikan bahwa ekstrak daun pepaya yang mengandung zat aktif seperti flavonoid melalui penghambatan metabolisme asam arakidonat dan papain yang menguraikan ikatan protein asam amino menjadi arginin mampu menurunkan jumlah sel osteoklas. Pada kelompok P1 maupun P2 tidak menunjukan adanya perbedaan yang signifikan dengan kelompok K(-). Pemberian ekstrak daun pepaya pada konsentrasi 25% maupun 50% kurang efektif untuk menurunkan jumlah osteoklas dibandingkan dengan konsentrasi 75%, mungkin pada konsentrasi tersebut hanya memiliki sedikit kandungan zat aktif sehingga efek mekanismenya kurang optimal. Akan tetapi, mekanisme dan komposisi bahan aktif dalam ekstrak yang kemungkinan mampu menurunkan jumlah osteoklas tentang cara ekstrak daun pepaya menurunkan jumlah osteoklas secara pasti belum diketahui.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091610101046;
dc.subjectUJI EFEKTIFITAS, EKSTRAK DAUN PEPAYA, SEL OSTEOKLASen_US
dc.titleUJI EFEKTIFITAS PEMBERIAN EKSTRAK DAUN PEPAYA (Carica papaya) TERHADAP JUMLAH SEL OSTEOKLAS TULANG ALVEOLAR TIKUS WISTAR JANTAN YANG DIINDUKSI Porphyromonas gingivalisen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record