Show simple item record

dc.contributor.authorAmirah
dc.date.accessioned2013-11-30T05:18:02Z
dc.date.available2013-11-30T05:18:02Z
dc.date.issued2013-11-30
dc.identifier.nimNIM091610101103
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1928
dc.description.abstractBelimbing wuluh merupakan salah satu keanekaragaman hayati di Indonesia yang dapat dijadikan bahan obat alami. Kandungan kimia yang terdapat pada daun belimbing wuluh antara lain flavonoid, saponin dan tanin yang diduga merangsang migrasi dan proliferasi sel fibroblas yang berpengaruh terhadap pembentukan jaringan sel tubuh. Fibroblas merupakan salah satu sel jaringan ikat dalam rongga mulut yang paling khas dan berperan penting dalam perkembangan dan pembentukan struktur jaringan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi pemberian ekstrak daun belimbing wuluh secara per-oral pada tikus wistar jantan dalam konsentrasi 12%, 10,5% dan 9% dan lama waktu pemberian ekstrak daun belimbing wuluh dalam meningkatkan jumlah sel fibroblas. Penelitian ini merupakan eksperimental laboratories. Adapun rancangan penelitian yang digunakan adalah posttest only control group design. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biomedik bagian Fisiologi dan Histologi Fakultas Kedokteran Gigi serta di Laboratorium Biologi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Jember. Tiga puluh dua ekor tikus wistar jantan dibagi dalam 4 kelompok yaitu kelompok kontrol (diberi Placebo), perlakuan I (diberi ekstrak daun belimbing wuluh konsentrasi 9%), perlakuan II (diberi ekstrak daun belimbing wuluh konsentrasi 10,5%) dan perlakuan III (diberi ekstrak daun belimbing wuluh konsentrasi 12%) dengan masing- masing kelompok, terdapat pembagian 2 sub-kelompok yaitu kelompok yang dikorbankan pada hari ke-3 dan hari ke-7. Hewan coba dianastesi dengan ketalar kemudian dilakukan gingivektomi pada regio anterior rahang bawah viii mulai dari distal gigi insisivus kanan sampai distal insisivus kiri dengan panjang vertikal 2 mm dari koronal ke apikal. Kemudian dilakukan pemotongan gingiva menggunakan blade skalpel menyudut 45° dengan permukaan gigi. Setelah itu Kelompok Kontrol diberi Placebo (CMC Na 1%) dan Kelompok Perlakuan diberi ekstrak daun belimbing wuluh secara peroral disesuaikan dengan BB masing-masing tikus yaitu sebanyak 0,02 ml/g BB/hari menggunakan sonde lambung. Hewan coba dikorbankan pada hari ke-3 dan pada hari ke-7 menggunakan inhalasi eter. Kemudian dilakukan pengambilan jaringan gingiva dan dilanjutkan pembuatan sediaan histologi yang dilanjutkan dengan pengecatan Haematoxylin eosin. Pengamatan dan perhitungan jumlah sel fibroblas menggunakan mikroskop binokuler dengan pembesaran 1000×. Data yang diperoleh kemudian di analisis menggunakan uji Kruskal Wallis yang dilanjutkan uji Mann Whitney. Hasil analisis statistik penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan jumlah rata-rata sel fibroblas pada kelompok perlakuan I, II dan III dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kesimpulan menunjukkan bahwa ekstrak daun belimbing wuluh berpotensi meningkatkan jumlah sel fibroblas pada gingiva tikus wistar jantan pasca-gingivektomi. Dalam hal ini, semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun belimbing wuluh maka semakin meningkatkan jumlah sel fibroblas, dimana konsentrasi terbaik didapatkan pada 12 %. Namun lama waktu pemberian ekstrak daun belimbing wuluh tidak mempengaruhi peningkatan jumlah sel fibroblas tersebut.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries091610101103;
dc.subjectDAUN BELIMBING WULUH, SEL FIBROBLAS, GINGIVAen_US
dc.titleUJI POTENSI EKSTRAK DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi Linn) TERHADAP JUMLAH SEL FIBROBLAS PADA GINGIVA TIKUS WISTAR JANTAN PASCA-GINGIVEKTOMIen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record