dc.description.abstract | Analisis novel Pegadaian karya Sigit Susanto dapat disimpulkan sebagai
berikut. Analisis yang dilakukan oleh penulis adalah analisis struktural dan
amalisis pragmatik. Analisis struktural meliputi judul, tema, penokohan dan
perwatakan, konflik, dan latar. Analisis pragmatik yang menitikberatkan pada
analisis humaniora, meliputi manusia dan cinta kasih, dan manusia dan
kegelisahan, manusia dan penderitaan, dan manusia dan tanggung jawab.
Judul dalam novel Pegadaian dapat mengandung beberapa pengertian.
Pertama Pegadaian dapat dimaknai sebagai sebuah agen transaksi gadai uang dan
barang sejak zaman Belanda. Kedua, Pegadaian dapat dimaknai “usaha
menggadaikan jiwa dan raga”.
Dalam novel Pegadaian terdapat dua tema, yaitu tema mayor dan tema
minor. Tema mayor novel ini adalah cinta kasih seorang anak kepada ibunya,
sedangkan tema minornya ada tiga, yaitu (1) kasih sayang ibu bersifat abadi; (2)
dengan usaha yang keras maka kesuksesan akan cepat tercapai; (3) rasa
persaudaraan berawal dari kebersamaan hidup dengan seseorang yang selalu dekat
dengan dirinya.
Tokoh utama dalam novel ini adalah Sunar yang memiliki watak datar atau
flat character. Tokoh tambahan yang dibahas yaitu: Warti, Mohar, dan Sarijah
dan ketiga tokoh tersebut memiliki watak datar atau flat character.
Konflik dalam novel Pegadaian terbagi menjadi dua, yaitu konflik fisik dan
konflik batin. Konflik fisik meliputi konflik manusia dengan manusia, yaitu
konflik Sunar dengan Warti. Konflik manusia dengan alam terjadi pada saat Sunar
terjebak banjir, Sunar juga mengalami konflik dengan lingkungan yang panas dan
berdebu. Konflik manusia dan masyarakat terjadi antara Sunar dengan warga
desa.
Adapun konflik batin dibagi menjadi dua, yaitu konflik antara ide satu
dengan ide lainnya dan konflik antara manusia dengan kata hatinya. Konflik ide
satu dengan ide lain dialami Sunar dengan ide kakaknya. Konflik ide satu dengan ide lain juga dialami Warti dengan ide anak gadis tuan rumah. Konflik manusia
dengan kata hatinya juga dialami Sunar.
Latar dapat menyaran pada tempat, waktu, dan kehidupan sosial. Latar
tempat dalam novel Pegadaian menunjuk pada Pasar Senggol Kreneng, Api
Abadi di Mrapen, dan Bleduk Kuwu di Purwodadi. Latar waktu menunjuk pada
Jam sebelas lebih enam belas menit pada Saat Sunar berpisah dengan
keluaarganya, Jam empat pagi terjadi pada saat Sunar harus bangun pagi untuk
untuk memenuhi panggilan kerja. Latar sosial menunjuk pada perilaku warga di
desa Sunar yang memiliki tradisi menengok leluhur di kuburan pada hari Jum’at
Kliwon dan tradisi warga masyarakat untuk bersalaman bersama-sama setelah
selesai sholat ied.
Analisis pragmatik berupa analisis humaniora meliputi: manusia dan cinta
kasih, manusia dan kegelisahan, manusia dan penderitaan, dan manusia dan
tanggung jawab.
Manusia dan cinta kasih meliputi: kasih sayang, kemesraan, pemujaan, dan
belas kasihan. Manfaat yang diperoleh adalah sebagai manusia harus saling
memberi dan menerima. Setiap orang harus saling memberikan kasih sayang
kepada sesama, baik antara suami istri maupun anak kepada ibunya.
Manusia dan kegelisahan meliputi: kegelisahan, keterasingan, kesepian, dan
ketidakpastian. Manfaat yang diperoleh adalah bahwa setiap orang pernah
mengalami kegelisahan dan hal itu terjadi karena masalah yang dihadapinya. Cara
untuk mengatasinya dengan menenangkan diri atau dengan lebih mendekatkan
diri kepada Tuhan.
Manusia dan penderitaan meliputi: siksaan dan rasa sakit. Manfaat yang
diperoleh adalah manusia hendaknya saling tolong menolong dengan sesama agar
dapat meringankan penderitaan orang lain.
Manusia dan tanggung jawab meliputi: pengabdian dan pengorbanan.
Manfaat yang diperoleh adalah pengabdian dan pengorbanan yang dilakukan
dilandasi oleh kasih sayang yang besar, sehingga manusia rela melakukan hal
tersebut demi orang yang dicintainyaDengan adanya nilai-nilai humaniora yang berupa: manusia dan cinta kasih,
manusia dan kegelisahan, manusia dan penderitaan, dan manusia dan tanggung
jawab, maka novel Pegadaian ini dapat memberikan manfaat dan gambaran
kepada pembaca mengenai sosial kemasyarakatan sehingga manusia menjadi
lebih manusiawi dan berbudaya. | en_US |