PERBANDINGAN TINGKAT ABSORBSI Fe DALAM TANAH OLEH KACANG KAPRI (Pisum sativum L.) dan BAYAM MERAH (Blitum rubum) PADA PROSES FITOREMIDIASI
Abstract
Pencemaran tanah adalah keadaan di mana bahan kimia buatan manusia
masuk dan merubah lingkungan tanah alami. Pencemaran ini biasanya terjadi karena
kebocoran limbah cair atau bahan kimia industri atau fasilitas komersial, penggunaan
pestisida, masuknya air permukaan tanah tercemar ke dalam lapisan subpermukaan,
kecelakaan kendaraan pengangkut minyak, zat kimia, atau limbah, air limbah dari
tempat penimbunan sampah serta limbah industri yang langsung dibuang ke tanah
secara tidak memenuhi syarat (illegal dumping). Jenis – jenis pencemaran yang
terjadi antara lain pencemaran air, pencemaran udara dan pencemaran tanah. Tanah
yang tercemar logam berat perlu diremediasi, maka diperlukan adanya metode yang
dapat menekan polusi lingkungan khususnya pada tanah. Salah satu metode yang
dapat digunakan adalah fitoremediasi dengan menggunakan tanaman. Konsep
pemanfaatan tumbuhan dan mikroorganisme untuk meremediasi tanah yang
terkontaminasi polutan adalah pengembangan terbaru dalam teknik pengolahan
limbah.
Fitoremediasi berasal dari bahasa Yunani phyto yang berarti tanaman dan dari
bahasa Latin remediare atau to remedy yang berarti memperbaiki atau membersihkan
sesuatu. Jadi fitoremediasi adalah proses remediasi yang menggunakan berbagai
tanaman untuk menghilangkan, memindahkan, dan atau menghancurkan kontaminan
dalam tanah dan air (permukaan dan bawah tanah). Konsep penggunaan tanaman
untuk penanganan limbah dan sebagai indikator pencemaran udara dan air sudah
lama ada, yaitu fitoremediasi dengan sistem lahan basah, lahan alang-alang dan
7
tanaman apung. Selanjutnya konsep fitoremediasi berkembang untuk penanganan
masalah pencemaran tanah.
Salah satu bahan pencemar yang sering ditemukan di lingkungan adalah
logam berat. Logam berat seperti Pb, Cr, Cd, Mn, Co, Fe, Zn dan Ni bila kadarnya
melebihi dari ambang batas yang diperbolehkan dapat menimbulkan bahaya karena
tingkat toksisitasnya akan mengganggu organisme maupun manusia penggunanya
baik langsung mau pun tidak langsung.
Besi (Fe) adalah logam kedua yang melimpah sesudah Al dan unsur keempat
yang paling melimpah dalam kulit bumi. Teras bumi terdiri atas Fe dan Ni. Biji yang
utama adalah hematite Fe
2
O
3
, magnetite Fe
8
3
O
, limonite FeO(OH), dan siderite
FeCO
3
4
. Besi adalah logam yang berasal dari bijih besi (tambang) yang banyak
digunakan untuk kehidupan manusia sehari-hari dari yang bermanfaat sampai dengan
yang merusakkan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat penyerapan logam Fe
dalam tanah oleh kacang kapri (Pisum sativum L.) dan bayam merah (Blitum
rubum), mengetahui perbandingan tingkat absorbsi Fe dalam tanah oleh kacang kapri
(Pisum sativum L.) dan bayam merah (Blitum rubum) dalam proses fitoremidiasi
tanah dan untuk mengetahui bagian tanaman manakah (akar, batang daun atau buah)
dari kacang kapri (Pisum sativum L.) dan bayam merah (Blitum rubum) yang
terdapat akumulasi Fe lebih banyak. Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan
sebagai metode alternatif penanganan limbah logam berat khususnya Fe tanpa
menggunakan reagen kimia (yakni menggunakan tanaman). Hasil penelitian
menunjukkan bahwa Kadar Fe dalam tanah setelah ditanami kacang kapri adalah 5,22
ppm, 4,88 ppm dan 4,33 ppm. Sedangkan pada bayam merah sebesar 4,11 ppm 3,55
ppm dan 2,55 ppm. Tingkat perbandingan kadar besi (Fe) pada tanaman kacang kapri
dan bayam merah diperoleh nilai t
eks
lebih kecil dibanding t
tabel
(t
= 2,78) dengan
selang kepercayaan 95% dan derajat kebebasan sebesar 4. Nilai t
tabel
yang diperoleh
sebesar 2,68.Tingkat akumulasi terbesar pada tanaman kacang kapri terdapat pada
eks
bagian buah yaitu sebesar 26,58%, dan pada bayam merah tingkat akumulasi terbesar
terdapat pada bagian batang yaitu sebesar 36,75%.