Show simple item record

dc.contributor.authorMuhammad Abdul Rozaq
dc.date.accessioned2013-11-30T04:00:18Z
dc.date.available2013-11-30T04:00:18Z
dc.date.issued2013-11-30
dc.identifier.nimNIM092010101020
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1895
dc.description.abstractKwashiorkor menyebabkan disfungsi pada berbagai sistem organ. Disfungsi ini dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti terganggunya sintesis protein, kemampuan proliferasi sel, dan peran nutrisi melalui jalur metaboliknya. Jaringan limfoid sebagai organ penting pada sistem imun sangat rentan terhadap dampak buruk malnutrisi terutama kwashiorkor. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak tepung kedelai dapat meningkatkan respon imun pada tikus model kwashiorkor. Pada penelitian ini efek ekstrak tepung kedelai dibandingkan dengan kelompok kontrol. Kemudian diteliti apakah terdapat perbedaan efek ekstrak tepung kedelai dari ketiga respon imun yaitu aktivitas limfosit T, aktivitas makrofag, dan kadar IgG serum. Penelitian ini menggunakan 25 sampel tikus wistar (Rattus norvegicus) jantan yang dibagi dalam 5 kelompok. Pada kelompok kontrol negatif, K(-) diberikan diet normal selama 60 hari dan pada akhir penelitian disuntikkan antigen secara intraperitoneal, K(+) diberikan diet normal selama 30 hari pertama dan diberikan ekstrak tepung kedelai selama 30 hari berikutnya kemudian disuntikkan antigen secara intraperitoneal pada akhir penelitian, sedangkan pada kelompok perlakuan (P1, P2, dan P3) diberi diet rendah protein masing-masing diet protein 1%, 5%, dan 8% selama 30 hari, kemudian diberikan ekstrak tepung kedelai 30 hari berikutnya dan pada akhir penelitian disuntikkan antigen secara intraperitoneal. Setelah disuntikkan antigen, makrofag dan limfosit diambil dari cairan intraperitoneal dan diamati di bawah mikroskop dengan pembesaran obyektif 100 kali sedangkan kadar IgG diperiksa dengan metode ELISA. Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji One Way ANOVA dengan derajat kemakanaan 95%, dilanjutkan dengan uji Least Significance Difference (LSD). viii Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan statistik yang bermakna pada jumlah makrofag dan jumlah limfosit T. Jumlah makrofag aktif dan limfosit T teraktivasi meningkat pada kelompok P2 dan P3 dibandingkan dengan kelompok K(- ). Namun, pada kadar IgG serum tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Oleh karena itu dapat diambil kesimpulan bahwa ekstrak tepung kedelai lebih mempengaruhi respon imun seluler daripada respon imun humoral.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries092010101020;
dc.subjectTEPUNG KEDELAI, RESPON IMUNen_US
dc.titleEFEKTIVITAS EKSTRAK TEPUNG KEDELAI (Glycine max L.) TERHADAP PENINGKATAN RESPON IMUN TIKUS WISTAR (Rattus norvegicus) MODEL KWASHIORKORen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record