Show simple item record

dc.contributor.authorDiyan Koko Susanto
dc.date.accessioned2014-01-20T06:50:32Z
dc.date.available2014-01-20T06:50:32Z
dc.date.issued2014-01-20
dc.identifier.nimNIM010110201047
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/18503
dc.description.abstractAnalisis novel Pegadaian karya Sigit Susanto dapat disimpulkan sebagai berikut. Analisis yang dilakukan oleh penulis adalah analisis struktural dan amalisis pragmatik. Analisis struktural meliputi judul, tema, penokohan dan perwatakan, konflik, dan latar. Analisis pragmatik yang menitikberatkan pada analisis humaniora, meliputi manusia dan cinta kasih, dan manusia dan kegelisahan, manusia dan penderitaan, dan manusia dan tanggung jawab. Judul dalam novel Pegadaian dapat mengandung beberapa pengertian. Pertama Pegadaian dapat dimaknai sebagai sebuah agen transaksi gadai uang dan barang sejak zaman Belanda. Kedua, Pegadaian dapat dimaknai “usaha menggadaikan jiwa dan raga”. Dalam novel Pegadaian terdapat dua tema, yaitu tema mayor dan tema minor. Tema mayor novel ini adalah cinta kasih seorang anak kepada ibunya, sedangkan tema minornya ada tiga, yaitu (1) kasih sayang ibu bersifat abadi; (2) dengan usaha yang keras maka kesuksesan akan cepat tercapai; (3) rasa persaudaraan berawal dari kebersamaan hidup dengan seseorang yang selalu dekat dengan dirinya. Tokoh utama dalam novel ini adalah Sunar yang memiliki watak datar atau flat character. Tokoh tambahan yang dibahas yaitu: Warti, Mohar, dan Sarijah dan ketiga tokoh tersebut memiliki watak datar atau flat character. Konflik dalam novel Pegadaian terbagi menjadi dua, yaitu konflik fisik dan konflik batin. Konflik fisik meliputi konflik manusia dengan manusia, yaitu konflik Sunar dengan Warti. Konflik manusia dengan alam terjadi pada saat Sunar terjebak banjir, Sunar juga mengalami konflik dengan lingkungan yang panas dan berdebu. Konflik manusia dan masyarakat terjadi antara Sunar dengan warga desa. Adapun konflik batin dibagi menjadi dua, yaitu konflik antara ide satu dengan ide lainnya dan konflik antara manusia dengan kata hatinya. Konflik ide satu dengan ide lain dialami Sunar dengan ide kakaknya. Konflik ide satu dengan 89 90 ide lain juga dialami Warti dengan ide anak gadis tuan rumah. Konflik manusia dengan kata hatinya juga dialami Sunar. Latar dapat menyaran pada tempat, waktu, dan kehidupan sosial. Latar tempat dalam novel Pegadaian menunjuk pada Pasar Senggol Kreneng, Api Abadi di Mrapen, dan Bleduk Kuwu di Purwodadi. Latar waktu menunjuk pada Jam sebelas lebih enam belas menit pada Saat Sunar berpisah dengan keluaarganya, Jam empat pagi terjadi pada saat Sunar harus bangun pagi untuk untuk memenuhi panggilan kerja. Latar sosial menunjuk pada perilaku warga di desa Sunar yang memiliki tradisi menengok leluhur di kuburan pada hari Jum’at Kliwon dan tradisi warga masyarakat untuk bersalaman bersama-sama setelah selesai sholat ied. Analisis pragmatik berupa analisis humaniora meliputi: manusia dan cinta kasih, manusia dan kegelisahan, manusia dan penderitaan, dan manusia dan tanggung jawab. Manusia dan cinta kasih meliputi: kasih sayang, kemesraan, pemujaan, dan belas kasihan. Manfaat yang diperoleh adalah sebagai manusia harus saling memberi dan menerima. Setiap orang harus saling memberikan kasih sayang kepada sesama, baik antara suami istri maupun anak kepada ibunya. Manusia dan kegelisahan meliputi: kegelisahan, keterasingan, kesepian, dan ketidakpastian. Manfaat yang diperoleh adalah bahwa setiap orang pernah mengalami kegelisahan dan hal itu terjadi karena masalah yang dihadapinya. Cara untuk mengatasinya dengan menenangkan diri atau dengan lebih mendekatkan diri kepada Tuhan. Manusia dan penderitaan meliputi: siksaan dan rasa sakit. Manfaat yang diperoleh adalah manusia hendaknya saling tolong menolong dengan sesama agar dapat meringankan penderitaan orang lain. Manusia dan tanggung jawab meliputi: pengabdian dan pengorbanan. Manfaat yang diperoleh adalah pengabdian dan pengorbanan yang dilakukan dilandasi oleh kasih sayang yang besar, sehingga manusia rela melakukan hal tersebut demi orang yang dicintainya. Dengan adanya nilai-nilai humaniora yang berupa: manusia dan cinta kasih, manusia dan kegelisahan, manusia dan penderitaan, dan manusia dan tanggung jawab, maka novel Pegadaian ini dapat memberikan manfaat dan gambaran kepada pembaca mengenai sosial kemasyarakatan sehingga manusia menjadi lebih manusiawi dan berbudaya.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries010110201047;
dc.subjectASPEK HUMANIORA, NOVEL PEGADAIAN, SIGIT SUSANTOen_US
dc.titleASPEK HUMANIORA DALAM NOVEL PEGADAIAN KARYA SIGIT SUSANTOen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record