Show simple item record

dc.contributor.authorPutri Dwiyanti, St.Hajar
dc.date.accessioned2014-01-20T00:56:35Z
dc.date.available2014-01-20T00:56:35Z
dc.date.issued2014-01-20
dc.identifier.nimNIM072010101035
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17848
dc.description.abstractPenyakit Jantung Koroner merupakan salah satu penyakit yang paling sering ditemui dan merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Kondisi ini terjadi ketika arteria konoria, pembuluh darah yang mensuplai darah yang kaya oksigen ke jantung, mengalami penyempitan atau tersumbat karena adanya suatu “plague” (plak). Saat ini, sebagai tatalaksana dalam menurunkan kadar kolesterol digunakan obat sintetik, salah satunya kolestiramin yang dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL, dengan cara mengikat asam empedu dalam usus halus dan mencegah reabsorpsinya. Sebagian besar obat sintetik memiliki efek samping, maka dari itu diperlukan suatu obat alternatif alami dari tanaman, salah satunya adalah Aloe vera dengan kandungan glukomanannya yang dikatakan memiliki cara kerja yang serupa dengan kolestiramin dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari ekstrak Aloe vera yang dibandingkan dengan kolestiramin dalam meningkatkan kadar kolesterol HDL sekaligus mencari dosis efektif ekstrak Aloe vera untuk meningkatkan kadar kolesterol HDL. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai objek penelitian adalah tikus putih (Rattus novergicus) strain wistar jantan yang dibuat hiperkolesterolemia terlebih dahulu dengan pemberian minyak babi. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-September 2010 di Laboratorium Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Rancangan penelitian yang digunakan adalah post test only control group design. Sampel terdiri dari 30 ekor tikus putih (Rattus novergicus) strain wistar jantan yang dipilih secara acak kemudian dibagi ke dalam 6 kelompok. Kadar kolesterol semua tikus awalnya dianggap sama, kemudian dibuat hiperkolesterolemia dengan pemberian minyak babi, selanjutnya tikus diberi perlakuan sesuai dengan kelompoknya masing-masing selama 14 hari. Kelompok 1 diberi perlakuan berupa ekstrak Aloe vera dengan dosis 0,2 gram/200 gram BB/hari, kelompok 2 diberi perlakuan berupa ekstrak Aloe vera dengan dosis 0,4 gram/200 gram BB/hari, kelompok 3 diberi perlakuan berupa ekstrak Aloe vera dengan dosis 0,6 gram/200 gram BB/hari, kelompok 4 diberi perlakuan berupa ekstrak Aloe vera dengan dosis 0,8 gram/200 gram BB/hari, dan kelompok 5 (K-) diberi aquadest sebagai kelompok kontrol negatif. Variabel yang diukur adalah kadar kolesterol HDLnya dan pengukuran dilakukan di laboratorium. Uji analisis data yang digunakan adalah One Way Anova. Sedangkan untuk mencari dosis efektif ekstrak Aloe vera dalam meningkatkan kadar kolesterol HDL digunakan analisis probit. Berdasarkan data yang telah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa ekstrak Aloe vera berbagai dosis yang diuji cobakan, tidak dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL secara signifikan.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072010101035;
dc.subjectEkstrak Lidah Buaya, Aloe vera, Kadar Kolesterol HDL, Hiperkolesterolemiaen_US
dc.titleUJI EFEKTIVITAS EKSTRAK LIDAH BUAYA (Aloe vera) BERBAGAI DOSIS DALAM MENINGKATKAN KADAR KOLESTEROL HDL TIKUS PUTIH HIPERKOLESTEROLEMIAen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record