dc.description.abstract | Penyakit Jantung Koroner merupakan salah satu penyakit yang paling sering
ditemui dan merupakan penyebab kematian nomor satu di Indonesia. Kondisi ini
terjadi ketika arteria konoria, pembuluh darah yang mensuplai darah yang kaya
oksigen ke jantung, mengalami penyempitan atau tersumbat karena adanya suatu
“plague” (plak). Saat ini, sebagai tatalaksana dalam menurunkan kadar kolesterol
digunakan obat sintetik, salah satunya kolestiramin yang dapat meningkatkan kadar
kolesterol HDL, dengan cara mengikat asam empedu dalam usus halus dan mencegah
reabsorpsinya. Sebagian besar obat sintetik memiliki efek samping, maka dari itu
diperlukan suatu obat alternatif alami dari tanaman, salah satunya adalah Aloe vera
dengan kandungan glukomanannya yang dikatakan memiliki cara kerja yang serupa
dengan kolestiramin dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL.
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas dari
ekstrak Aloe vera yang dibandingkan dengan kolestiramin dalam meningkatkan kadar
kolesterol HDL sekaligus mencari dosis efektif ekstrak Aloe vera untuk
meningkatkan kadar kolesterol HDL. Dalam penelitian ini yang digunakan sebagai
objek penelitian adalah tikus putih (Rattus novergicus) strain wistar jantan yang
dibuat hiperkolesterolemia terlebih dahulu dengan pemberian minyak babi.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli-September 2010 di Laboratorium
Fisiologi dan Farmakologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember. Rancangan
penelitian yang digunakan adalah post test only control group design. Sampel terdiri
dari 30 ekor tikus putih (Rattus novergicus) strain wistar jantan yang dipilih secara
acak kemudian dibagi ke dalam 6 kelompok. Kadar kolesterol semua tikus awalnya
dianggap sama, kemudian dibuat hiperkolesterolemia dengan pemberian minyak babi,
selanjutnya tikus diberi perlakuan sesuai dengan kelompoknya masing-masing selama
14 hari. Kelompok 1 diberi perlakuan berupa ekstrak Aloe vera dengan dosis 0,2
gram/200 gram BB/hari, kelompok 2 diberi perlakuan berupa ekstrak Aloe vera
dengan dosis 0,4 gram/200 gram BB/hari, kelompok 3 diberi perlakuan berupa
ekstrak Aloe vera dengan dosis 0,6 gram/200 gram BB/hari, kelompok 4 diberi
perlakuan berupa ekstrak Aloe vera dengan dosis 0,8 gram/200 gram BB/hari, dan
kelompok 5 (K-) diberi aquadest sebagai kelompok kontrol negatif. Variabel yang
diukur adalah kadar kolesterol HDLnya dan pengukuran dilakukan di laboratorium.
Uji analisis data yang digunakan adalah One Way Anova. Sedangkan untuk mencari dosis efektif ekstrak Aloe vera dalam meningkatkan kadar kolesterol HDL digunakan analisis probit. Berdasarkan data yang telah dianalisis, dapat disimpulkan bahwa ekstrak Aloe vera berbagai dosis yang diuji cobakan, tidak dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL secara signifikan. | en_US |