Show simple item record

dc.contributor.authorProboseno, Stanley
dc.date.accessioned2014-01-20T00:42:02Z
dc.date.available2014-01-20T00:42:02Z
dc.date.issued2014-01-20
dc.identifier.nimNIM072010101065
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17811
dc.description.abstractS.aureus bisa menyebabkan berbagai macam penyakit mulai dari jerawat, impetigo, furunkel, selulitis, folikulitis, karbungkel, sindrom kulit terbakar Staphylococcus, abses, pneumonia, meningitis, osteomielitis, endokarditis, sindrom renjatan toksik, bakteremia, dan sepsis. Terapi lini pertama S. aureus adalah penisilin tetapi obat ini sudah tidak digunakan lagi akibat tingginya angka resistensi S. aureus terhadap obat jenis ini. Adanya data-data yang menunjukkan peningkatan resistensi S. aureus terhadap metisilin memicu para ilmuwan untuk menemukan obat alternatif baru yang lebih poten, salah satunya adalah daun wungu. Daun wungu mengandung beberapa senyawa kimia yang memiliki aktivitas antibakteri, antara lain alkaloid, glikosida, saponin, tannin, dan flavonoid. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas antibakteri dan Kadar Hambat Minimum (KHM) ekstrak etanol daun wungu terhadap bakteri S. aureus. Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratorium dengan rancangan penelitian Posttest Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah bakteri S. aureus. Ekstrak daun wungu didapatkan dari metode ekstraksi maserasi dengan pelarut etanol 96% dan didapatkan ekstrak pekat seberat 105 gram. Kadar larutan uji yang digunakan adalah 0,25 mg/ml, 0,125 mg/ml, 0,06 mg/ml, 0,03 mg/ml, 0,015 mg/ml, 0,0075 mg/ml, 0,00375 mg/ml, 0,001875 mg/ml. Kontrol positif yang digunakan adalah suspensi levofloksasin dalam aquades dan untuk kontrol negatif digunakan larutan NaCMC 0,5%. Pada penelitian didapatkan rata-rata diameter zona hambat yang dihasilkan oleh ekstrak daun wungu kadar 0,25 mg/ml, 0,125 mg/ml, 0,06 mg/ml, 0,03 mg/ml, 0,015 mg/ml, 0,0075 mg/ml, 0,00375 mg/ml, 0,001875 mg/ml berturut- turut adalah 9,1 mm, 8,97 mm, 8,79 mm, 8,84 mm, 8,81 mm, 8,75 mm, 8,66 mm, 7,60 mm. Hasil analisis One Way Anova (lampiran C) menunjukkan signifikansi di bawah 0,005. Karena hasil signifikansi kurang dari 0,05 maka hasil ini menunjukkan adanya perbedaan yang signifikan. Analisis data kemudian dilanjutkan dengan uji Post Hoc LSD untuk melihat perbedaan yang bermakna antar kadar. Ternyata hasilnya menunjukkan adanya perbedaan antar kadar ekstrak etanol daun wungu. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa ekstrak etanoldaun wungu memiliki aktivitas antibakteri terhadap S. aureus dan KHM ekstrak etanol daun wungu terhadap S. aureus adalah 0,00375 mg/ml. Peneliti menyarankan penelitian lebih lanjut mengenai identifikasi dan purifikasi senyawa aktif, serta efek samping dan toksisitasnya terhadap tubuh.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072010101065;
dc.subjectAntibakteri, Ekstrak Etanol Daun Wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) , Bakteri Staphylococcus aureusen_US
dc.titleAktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Daun Wungu (Graptophyllum pictum (L) Griff) terhadap Bakteri Staphylococcus aureusen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record