Show simple item record

dc.contributor.authorPutu Ngurah Arya Darmawan
dc.date.accessioned2014-01-19T16:28:33Z
dc.date.available2014-01-19T16:28:33Z
dc.date.issued2014-01-19
dc.identifier.nimNIM072010101006
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17560
dc.description.abstractBeberapa waktu terakhir kasus kematian dengan cara bunuh diri cukup meningkat khususnya dengan menggunakan lotion yang digunakan untuk mencegah gigitan dari serangga misalnya nyamuk, lalat, kutu dan insect. Di Indonesia sendiri kasus dilaporkan banyak intoksikasi lotion yang dicampur tembakau sedangkan ada kasus yang terjadi disebabkan oleh lotion yang dicampur miras. Prinsip dasar yang harus dipahami semua orang ketika kita menggunakan lotion pencegah nyamuk adalah cara penggunaan dianjurkan lokal dan kandungan bahan aktif yang terdapat di dalamnya. DEET (Dithyltoluamide)merupakan bahan aktif yang paling banyak dan sering digunakan untuk repellent di Indonesia. Semua produk yang ditujukan untuk mengendalikan nyamuk adalah racun, tidak ada satupun racun yang benar- benar aman. Begitupul dengan Repellent. Kandungan repellent seperti bahan aktif DEET merupakan bahan korosif. Walaupun telah ditambahkan dengan zat-zat lain seperti aloe vera atauyang berfungsi sebagai zat pelembab, lain zat ini tetap berbahaya. Penggugunaan repellent hanya jika dalam keadaan benar-benar dibutuhkan dan jangan digunakan pada kulit sensitif apalagi sampai terhirup atau tertelan. Karena jika sampai tertelan akan menyebabkan gangguan pada saluran pencernaan seperti mual dan muntah (tertelan dalam jumlah kecil), biasanya bersifat reversibel. Dosis yang lebih tinggi menyebabkan hipertensi, takikardia, kejang, depresi sistem saraf pusat, lethargi, ataksia, tremor, opisthotonus, hyipertonia, hepatitis toksik, depresi saluran pernafasan dan koma.Tujuan umum penelitian ini adalah mengetahui efek apa yang timbul setelah minum repellent yang mengandung DEET pada kasus percobaan bunuh diri dan pada hewan coba (mencit). Dalam penelitian ini terdapat beberapa hal yang harus di amati, yaitu perubahan prilaku pada hewan coba, perubahan macroskopik pada esophagus dan lambung, kelainan pada darah, gejala klinis pasien dan membandingkan kelainan pada keduanya. Penelitian ini dilakukan di laboratorium Patologi Anatomi Fakultas Kedokteran Universitas Jember pada bulan Februari 2011. Dari hasil pengamatan secara langsung menggunakan bantuan alat bedah dll, pada (K ) terlihat normal dan tidak mengalami perubahan. Pada perlakuan (P) yang di beri repellent dengan dosis 500 µL, terdapat perubahan prilaku dan macros, terdiri atas tubuh lemas, tidak mau makan dan minum, gangguan pencernaan (pembesaran usus), dan pedarahan pada lambung. Pada perlakuan (P) yang diberi repellent dengan dosis 750 µL didapatkan adanya kelumpuhan pada 2-4 jam setelah pemberian pertama lalu mengalami kejang pada 1 jam berikutnya, pembesaran lambung dan perdarahan esophagus. ix (-) Hasil analisis didapatkan bahwa kandungan DEET yang terdapat pada repellent termasuk jenis racun akut pestisida rumah tangga. Terbukti bahwa meminum kandungan DEET ini dapat menyebabkan intoksikasi akut baik pada hewan coba maupun manusia.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072010101006;
dc.subjectKASUS BUNUH DIRI DAN STUDI INVIVO PADA MENCITen_US
dc.titleANALISIS INTOKSIKASI DEET DALAM REPELLENT PADA KASUS BUNUH DIRI DAN STUDI INVIVO PADA MENCITen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record