dc.description.abstract | Kegiatan proses belajar-mengajar di SLTP Negeri 3 Jember di
kelas VIII pada pelajaran Bahasa Indonesia terdapat pola interaksi
komunikasi dua arah dan satu arah. Interaksi dua arah tersebut
diperoleh dalam proses tanya-jawab antara guru dan siswa. Proses
tanya-jawab dilakukan guru ke siswa cenderung lebih sering
daripada tanya-jawab siswa ke guru. Dalam interaksi dua arah
terjadi proses komunikasi timbal-balik guru ke siswa, siswa ke guru.
Sementara itu, dalam proses tanya-jawab juga terjadi proses
interaksi satu arah. Proses interaksi ini terjadi karena salah satu
tidak merespon lawan bicaranya atau tidak memahami pokok
pembicaraan. Interaksi satu arah terjadi pada waktu guru
memberikan pertanyaan tidak mendapat jawaban dari siswa. Hal
tersebut disebabkan karena ada siswa yang tidak konsentrasi
terhadap materi pelajaran ataupun siswa yang tidak memahami
materi pelajaran. Ketidakkonsentrasian siswa dipengaruhi oleh dua
faktor, yaitu jam pelajaran Bahasa Indonesia terlalu siang setelah
istirahat kedua pukul 11.30 WIB dan letak kelas campur dengan
ruang TU.
Kompetensi komunikatif dapat dilihat dari guru sebagai pengajar
dan siswa sebagai anak didik. Kompetensi komunikatif guru dalam
mengajar dapat dilihat dari kemampuan penguasaan bahasa dalam
mengajar. Kemampuan tersebut dilihat dari apakah siswa dapat
memahami dan mengerti bahasa yang digunakan oleh guru dalam
66
proses belajar-mengajar atau tidak. Penguasaan bahasa yang dimiliki
seorang guru dapat dilihat dari proses tanya jawab di kelas (diskusi)
dengan jawaban yang diperoleh dari siswa.
Selain kompetensi komunikatif guru dalam mengajar,
kompetensi komunikatif siswa juga dapat diperoleh dari keaktivan di
kelas. Siswa tidak hanya aktif dalam berdiskusi dengan temannya
tapi juga bertanya kepada guru jika tidak memahami materi yang
disampaikan. Kemampuan siswa inilah yang menjadi catatan penting
bagi guru untuk mendapatkan nilai tambah bagi siswa.
Dalam proses tanya-jawab di kelas, penggunaan bahasa
Indonesia tidak baku masih dilakukan. Hal tersebut dipengaruhi oleh
latar belakang sosial budaya guru dan siswa di SLTP Negeri 3 Jember
yang mayoritas orang Jember. Jember merupakan daerah
pandhalungan yaitu perpaduan etnik Jawa dan etnik Madura,
sehingga penggunaan bahasa dalam proses tanya-jawab kadangkadang
masih diselingi bahasa daerah, bahasa asing, dan bahasa
gaul. Selingan bahasa lain selain bahasa Indonesia yang dilakukan
guru untuk membina keakraban ke siswa dan pelajaran yang
diberikannya supaya tidak kaku dan tegang.
Dari data-data percakapan dalam proses belajar mengajar
dapat disimpulkan bahwa pola-pola komunikasi yang berlangsung
bersifat dialogis. Kedua belah pihak melakukan interaksi timbal-balik
untuk mencapai pemahaman dan pengertian yang sama. Proses
pencapaian pemahaman tersebut juga didasarkan pada normanorma
sosial budaya yang berlaku dan menjadi referensi perilaku
bersama | en_US |