Show simple item record

dc.contributor.authorElifita
dc.date.accessioned2014-01-19T05:15:23Z
dc.date.available2014-01-19T05:15:23Z
dc.date.issued2014-01-19
dc.identifier.nimNIM020110201081
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17328
dc.description.abstractKegiatan proses belajar-mengajar di SLTP Negeri 3 Jember di kelas VIII pada pelajaran Bahasa Indonesia terdapat pola interaksi komunikasi dua arah dan satu arah. Interaksi dua arah tersebut diperoleh dalam proses tanya-jawab antara guru dan siswa. Proses tanya-jawab dilakukan guru ke siswa cenderung lebih sering daripada tanya-jawab siswa ke guru. Dalam interaksi dua arah terjadi proses komunikasi timbal-balik guru ke siswa, siswa ke guru. Sementara itu, dalam proses tanya-jawab juga terjadi proses interaksi satu arah. Proses interaksi ini terjadi karena salah satu tidak merespon lawan bicaranya atau tidak memahami pokok pembicaraan. Interaksi satu arah terjadi pada waktu guru memberikan pertanyaan tidak mendapat jawaban dari siswa. Hal tersebut disebabkan karena ada siswa yang tidak konsentrasi terhadap materi pelajaran ataupun siswa yang tidak memahami materi pelajaran. Ketidakkonsentrasian siswa dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu jam pelajaran Bahasa Indonesia terlalu siang setelah istirahat kedua pukul 11.30 WIB dan letak kelas campur dengan ruang TU. Kompetensi komunikatif dapat dilihat dari guru sebagai pengajar dan siswa sebagai anak didik. Kompetensi komunikatif guru dalam mengajar dapat dilihat dari kemampuan penguasaan bahasa dalam mengajar. Kemampuan tersebut dilihat dari apakah siswa dapat memahami dan mengerti bahasa yang digunakan oleh guru dalam 66 proses belajar-mengajar atau tidak. Penguasaan bahasa yang dimiliki seorang guru dapat dilihat dari proses tanya jawab di kelas (diskusi) dengan jawaban yang diperoleh dari siswa. Selain kompetensi komunikatif guru dalam mengajar, kompetensi komunikatif siswa juga dapat diperoleh dari keaktivan di kelas. Siswa tidak hanya aktif dalam berdiskusi dengan temannya tapi juga bertanya kepada guru jika tidak memahami materi yang disampaikan. Kemampuan siswa inilah yang menjadi catatan penting bagi guru untuk mendapatkan nilai tambah bagi siswa. Dalam proses tanya-jawab di kelas, penggunaan bahasa Indonesia tidak baku masih dilakukan. Hal tersebut dipengaruhi oleh latar belakang sosial budaya guru dan siswa di SLTP Negeri 3 Jember yang mayoritas orang Jember. Jember merupakan daerah pandhalungan yaitu perpaduan etnik Jawa dan etnik Madura, sehingga penggunaan bahasa dalam proses tanya-jawab kadangkadang masih diselingi bahasa daerah, bahasa asing, dan bahasa gaul. Selingan bahasa lain selain bahasa Indonesia yang dilakukan guru untuk membina keakraban ke siswa dan pelajaran yang diberikannya supaya tidak kaku dan tegang. Dari data-data percakapan dalam proses belajar mengajar dapat disimpulkan bahwa pola-pola komunikasi yang berlangsung bersifat dialogis. Kedua belah pihak melakukan interaksi timbal-balik untuk mencapai pemahaman dan pengertian yang sama. Proses pencapaian pemahaman tersebut juga didasarkan pada normanorma sosial budaya yang berlaku dan menjadi referensi perilaku bersamaen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries020110201081;
dc.subjectINTERAKSI ANTARA GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR DI SLTP NEGERI 3 JEMBER (SUATU TINJAUAN ETNOGRAFI KOMUNIKASI)en_US
dc.titleINTERAKSI ANTARA GURU DAN SISWA DALAM PROSES BELAJAR-MENGAJAR DI SLTP NEGERI 3 JEMBER (SUATU TINJAUAN ETNOGRAFI KOMUNIKASI)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record