dc.description.abstract | Proses metabolisme dan detoksifikasi obat dapat mengakibatkan cedera
hati. Cedera hati dapat terjadi melalui mekanisme toksisitas langsung, berupa
konversi suatu xenobiotik menjadi toksin aktif yang bersifat radikal bebas. Salah
satu sumber radikal bebas yang cukup poten menimbulkan kerusakan hati
(hepatotoksik) adalah obat-obatan seperti parasetamol. Efek hepatotoksik
parasetamol akan terlihat dalam beberapa hari bila dikonsumsi dalam dosis toksik.
Tubuh dapat melakukan proteksi alamiah untuk mencegah kerusakan hati.
Mekanisme pencegahan tersebut dapat terganggu karena terjadi peningkatan
jumlah radikal bebas sehingga tubuh memerlukan proteksi tambahan melalui
konsumsi antioksidan. Antioksidan memiliki peran sebagai hepatoprotektor.
Banyak bahan alam yang memiliki senyawa antioksidan digunakan sebagai obat
hepatoprotektor dan pengobatan penyakit hati yang disebabkan radikal bebas.
Putri malu (Mimosa pudica Linn.) memiliki kandungan senyawa antioksidan
sehingga diduga memiliki kemampuan sebagai hepatoprotektor. Kandungan
antioksidan tersebut adalah flavonoid, vitamin C, vitamin E, dan glutation.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak etanol
putri malu dapat mencegah kerusakan pada hati tikus wistar yang diinduksi
parasetamol dosis toksik berdasarkan gambaran histopatologi, mengetahui efek
ekstrak etanol putri malu jika dibandingkan dengan kontrol positif, dan
mengetahui adanya perbedaan efek ekstrak putri malu dari dua perbedaan dosis
yang diuji yaitu 400mg/kg BB dan 800mg/kg BB dalam mencegah kerusakan sel
hati tikus paling signifikan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris. Penelitian
ini menggunakan 20 sampel tikus wistar (Rattus norvegicus) jantan yang dibagi
dalam 4 kelompok. Pada kelompok kontrol, K(-) diberikan CMC Na 1% selama 7
hari, kontrol (+) diberikan CMC Na 1% selama 6 hari dan parasetamol dosis
viii
toksik pada hari ke-7, sedangkan pada kelompok perlakuan (P1,dan P2) diberi
ekstrak etanol putri malu dengan dosis masing-masing 400 mg/kg BB dan 800
mg/kg BB selama 6 hari, kemudian diberikan parasetamol dosis toksik pada hari
ke-7. Pada hari ke-9 dilakukan pengambilan organ hati dan dianalisa berdasarkan
gambaran histopatologi dengan metode parafin dan pewarnaan hematosin eosin.
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji non parametrik Kruskal
wallis dengan derajat kemaknaan 95%, dilanjutkan dengan uji non parametrik
mann whitney untik signifikansi antar kelompok.
Hasil uji non parametrik Kruskal wallis menunjukkan bahwa terdapat
perbedaan derajat degenerasi secara bermakna á< 0,05 dari keempat kelompok {
K(+), K(-), P1, dan P2 }. Signifikansi tiap kelompok menggunakan uji non
parametrik mann whitney dengan angka kepercayaan 95% (á = 0,05) pada
kelompok kontrol (-) dengan kelompok kontrol (+) didapatkan nilai á = 0,004 (á <
0,05) artinya terdapat perbedaan yang signifikan dari derajat degenerasi dari
kelompok kontrol (-) dengan kelompok kontrol (+), uji signifikansi antara
kelompok kontrol (+) dengan kelompok perlakuan 1 didapatkan nilai á = 0,221 (á
> 0,05) atrinya tidak terdapat signifikansi dari derajat degenerasi dari kelompok
kontrol (+) dengan kelompok perlakuan 1, untuk uji signifikansi antara kelompok
kontrol (+) dengan kelompok perlakuan 2 didapatkan nilai á = 0,007 (á < 0,05)
artinya terdapat perbedaan yang signifikan antara kelompok kontrol (+) dengan
kelompok perlakuan 2
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak etanol putri
malu (Mimosa pudica Linn.) dapat mencegah kerusakan hati tikus wistar yang di
induksi parasetamol dosis toksik berdasarkan gambaran histopatologi. Terdapat
perbedaan efek dari dosis ekstrak putri malu (Mimosa pudica Linn.) yang diuji
yaitu 400 mg/KgBB (P1) dan 800 mg/KgBB (P2) dalam mencegah kerusakan hati
berdasarkan gambaran histopatologi terbukti dosis 800 mg/kg BB memiliki efek
hepatoprotektor daripada dosis 400 mg/kg BB.. | en_US |