Show simple item record

dc.contributor.authorRatih Srimukti
dc.date.accessioned2014-01-19T01:00:30Z
dc.date.available2014-01-19T01:00:30Z
dc.date.issued2014-01-19
dc.identifier.nimNIM011610101061
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/17143
dc.description.abstractAnestesi lokal dapat didefinisikan sebagai hilangnya sensasi atau hilangnya fungsi motor dalam daerah yang terbatas pada tubuh dengan cara menghambat hantaran saraf sensorik, sehingga impuls nyeri terhadap suatu bagian tubuh tertentu dapat diblokir sementara. Dalam praktek anastesi lokal sering mengandung epinefrin, norepinefrin dan fenilefrin. Karena selain kokain, zat anastetikum lokal tidak dapat menyebabkan vasokonstriksi. Epinefrin adalah fusipresor (meningkatkan tekanan darah), pada anestesi lokal sebaiknya digunakan sekecil mungkin agar terjadinya efek samping yang berbahaya dapat dikurangi. Sebagian besar faktor yang meningkatkan kegiatan Pusat Vasomotor, yang juga menyebabkan peningkatan tekanan darah juga meningkatkan kecepatan ventilasi. Mungkin Pusat Vasomotor itu sendiri merangsang pusat pernapasan, atau fakor-faktor yang sama tersebut merangsang pusat Vasomotor dan Pusat Pernapasan pada saat yang bersamaan. Terutama karena kedua pusat ini saling bercampur-baur di substansi retikularis di batang otak. Pada umumnya, pemberian epinefrin menimbulkan efek mirip stimulasi saraf adrenergik. Efek yang tidak diharapkan dari epinefrin adalah aritmia yang berlanjut menjadi ventrikular fibrilasi (defibrilasi), serangan angina pektoris, edema paru dan dyspnoe . Definisi dispnea sendiri merupakan kesukaran bernapas dan keluhan subyektif akan kebutuhan oksigen yang meningkat. Dapat juga diartikan sebagai suatu tanda bahwa diperlukan peningkatan pernapasan. Tujuan penelitian ini adalah: (1) tujuan umum, yaitu untuk mengetahui apakah terdapat peningkatan frekuensi pernapasan oleh karena penggunaan anastesi lokal dengan vasokonstriktor sebelum pencabutan gigi; (2) tujuan khusus, yaitu untuk vii membandingkan perbedaan frekuensi pernapasan sebelum dan sesudah penggunaan anastesi lokal dengan vasokonstriktor pada penderita laki-laki usia 18-40 tahun. Penelitian ini merupakan penelitian observasional klinis dengan cara pengamatan secara visual tanpa sepengetahuan pasien, karena apabila pasien mengetahui pernapasannya diamati, maka akan terjadi pola pernapasan sadar (volunter) sehingga akan mempengaruhi hasil penelitian. Berdasarkan pembahasan dan analisa data dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Terdapat perbedaan frekuensi pernapasan antara sebelum dan sesudah anestesi lokal dengan vasokonstriktor yaitu lebih tinggi frekuensi pernapasan sesudah anestesi lokal. 2. Peningkatan frekuensi pernapasan pada penderita tersebut diduga disebabkan penggunaan anestesi lokal dengan vasokonstriktor yang digunakan untuk pencabutan gigi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries011610101061,;
dc.subjectAnastesi Lokalen_US
dc.titlePengaruh Anastesi Lokal dengan Vasokonstriktor terhadap Pernapasan pada Penderita Laki-Laki Usia 18-40 Tahun di Klinik Bedah Mulut RSGM UNEJ,en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record