dc.description.abstract | Proses metabolisme dan detoksifikasi obat dapat mengakibatkan cedera
hati. Cedera hati dapat terjadi melalui mekanisme toksisitas langsung, berupa
konversi suatu xenobiotik menjadi toksin aktif yang bersifat radikal bebas. Salah
satu sumber radikal bebas yang cukup poten menimbulkan kerusakan hati
(hepatotoksik) adalah obat-obatan seperti parasetamol. Efek hepatotoksik
parasetamol akan terlihat dalam beberapa hari bila dikonsumsi dalam dosis toksik.
Tubuh dapat melakukan proteksi alamiah untuk mencegah kerusakan hati.
Mekanisme pencegahan tersebut dapat terganggu karena terjadi peningkatan
jumlah radikal bebas sehingga tubuh memerlukan proteksi tambahan melalui
konsumsi antioksidan. Antioksidan memiliki peran sebagai hepatoprotektor.
Banyak bahan alam yang memiliki senyawa antioksidan digunakan sebagai obat
hepatoprotektor dan pengobatan penyakit hati yang disebabkan radikal bebas.
Putri malu (Mimosa pudica Linn.) memiliki kandungan senyawa antioksidan
sehingga diduga memiliki kemampuan sebagai hepatoprotektor. Kandungan
antioksidan tersebut adalah flavonoid, vitamin C, vitamin E, dan glutation.
Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa ekstrak etanol
putri malu dapat mencegah kenaikan kadar bilirubin serum pada tikus yang
diinduksi parasetamol dosis toksik, mengetahui efek ekstrak etanol putri malu jika
dibandingkan dengan kontrol positif, dan mengetahui adanya perbedaan efek
ekstrak putri malu dari ketiga peringkat dosis yang diuji dalam mencegah
kenaikan kadar bilirubin serum paling signifikan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris. Penelitian
ini menggunakan 30 sampel tikus wistar (Rattus norvegicus) jantan yang dibagi
dalam 6 kelompok. Pada kelompok kontrol, K(0) diberikan CMC Na 1% selama 7
hari, kontrol (-) diberikan diberikan parasetamol dosis toksik pada hari ke-7, K(+)
diberikan obat Curcuma selama 6 hari dan parasetamol dosis toksik pada hari ke-7, sedangkan pada kelompok perlakuan (P1, P2, dan P3) diberi ekstrak etanol
putri malu dengan dosis masing-masing 400 mg/kg BB, 600 mg/kg BB, dan 800
mg/kg BB selama 6 hari, kemudian diberikan parasetamol dosis toksik pada hari
ke-7. Pada hari ke-9 dilakukan pengambilan darah melalui ventrikel dextra
sebanyak 5 ml dan diukur kadar bilirubin direk dan total dengan metode Ehrlich.
Data hasil penelitian dianalisis dengan menggunakan uji One Way ANOVA
dengan derajat kemaknaan 95%, dilanjutkan dengan uji Least Significance
Difference (LSD).
Hasil uji One Way ANOVA menunjukkan bahwa terdapat perbedaan kadar
bilirubin total secara bermakna (p=0,000) antar dua kelompok {K(0), K(+), K(-),
P1, P2, dan P3}. Demikian juga dengan kadar bilirubin direk. Pada hasil uji LSD,
terdapat perbedaan yang signifikan kadar bilirubin total antara kelompok kontrol
dan kelompok perlakuan. Demikian juga dengan kadar bilirubin direk. Pada
kelompok P2 jika dibandingkan dengan P3 memiliki perbedaan namun tidak
signifikan.
Dari hasil penelitian dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak etanol putri
malu (Mimosa pudica Linn.) dapat mencegah kenaikan kadar bilirubin direk dan
total pada tikus yang diinduksi parasetamol dosis toksik. Terdapat perbedaan efek
dari ketiga dosis ekstrak putri malu (Mimosa pudica Linn.) yang diuji yaitu 400
mg/KgBB (P1), 600 mg/KgBB (P2), dan 800 mg/KgBB (P3) dalam mencegah
kenaikan kadar bilirubin serum meskipun pada P2 dan P3 tidak terdapat
perbedaan yang signifikan. | en_US |