dc.description.abstract | Berdasarkan informasi dan pengalaman dari guru SMK Negeri 1 Sukorambi
siswa sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan
membandingkan kalimat pernyataan dan bukan pernyataan serta menerapkan modus
ponens, modus tollens dan prinsip silogisme dalam menarik kesimpulan. Hal ini
dapat disebabkan karena siswa kurang memahami konsep secara benar. Oleh karena
itu perlu diterapkan model pembelajaran yang dapat merangsang siswa untuk belajar
mandiri, kreatif, dan lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition merupakan model yang
menerapkan tiga aspek, yaitu: 1) Auditory: mendengar, menyimak, berbicara,
presentasi, argumentasi, mengemukakan pendapat, dan menanggapi. 2) Intellectually:
menggunakan kemampuan berpikir, konsentrasi dan berlatih menggunakannya
melalui bernalar, menyelidiki, mengidentifikasi, menemukan, mencipta,
mengkontruksi, memecahkan masalah, dan menerapkan. 3) Repetition: mengulang,
mendalami, memantapkan dengan cara siswa dilatih melalui pemberian tugas atau
kuis. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui aktivitas siswa, hasil belajar
siswa dan tanggapan siswa terhadap model pembelajaran Auditory Intellectually
Repetition (AIR)
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X API 1 di SMK Negeri 1 Sukorambi
tahun ajaran 2011/2012. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri
dari empat komponen pokok yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Penelitian ini menggunakan dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. tehnik
pengumpulan data menggunakan metode observasi, metode tes dan metode angket.
Hasil analisis yang diperoleh pembelajaran dengan model pembelajaran
Auditory Intellectually Repetition (AIR) dapat meningkatkan keaktifan siswa dan
hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi siklus I pada aktivitas siswa, tahap
pengerjaan LKS secara kelompok masih kurang sesuai dengan tujuan. Berdasarkan
observasi pelaksanaan siklus II ini, terjadi perubahan yang baik yakni siswa mulai
mengerjakan LKSmelalui diskusi dengan kelompoknya.
Peningkatan aktivitas belajar matematika siswa menyebabkan ketuntasan hasil
belajar siswa juga mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari analisis data,
siswa yang mula-mula tidak memperhatikan pelajaran, jarang mencatat, tidak
mengerjakan tugas, perlahan mulai mencatat, mengerjakan tugas, dan mau
memperhatikan penjelasan guru di dalam kelas.
Tanggapan siswa terhadap penerapan model pembelajaran AIR terdiri dari
sepuluh jenis pernyataan yakni lima pernyataan positif dan lima pernyataan negatif.
Rata-rata skor tanggapan siswa adalah 38,6. Berdasarkan kriteria penggolongan
tanggapan siswa terhadap penerapan model AIR tergolong kategori positif.
Kesimpulan yang didapat dari analisis data : (1) aktivitas siswa pada
penerapan model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR) pada pokok
bahasan logika matematika kelas X API 1 SMK Negeri 1 Sukorambi tahun ajaran
2011/2012 mengalami peningkatan dari siklus I dan siklus II, (2) Ketuntasan belajar
siswa setelah proses belajar menggunakan model pembelajaran Auditory
Intellectually Repetition (AIR) pada pokok bahasan logika matematika pada siswa
kelas X API 1 SMK Negeri 1 Sukorambi mengalami peningkatan dari siklus I dan
siklus II, (3) Tanggapan siswa kelas X API 1 SMK Negeri 1 Sukorambi tahun ajaran
2011/2012 terhadap model pembelajaran Auditory Intellectually Repetition (AIR)
tergolong kategori positif | en_US |