dc.description.abstract | SMP Negeri 10 Jember adalah salah satu contoh sekolah negeri yang sebagian
gurunya menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu guru mendominasi di
dalam proses pembelajaran. Pada saat peneliti melakukan observasi pada kegiatan
pembelajaran di sekolah tersebut ternyata siswa lebih banyak diam, mendengarkan
dan mencatat apa yang guru jelaskan. Pada saat guru memberikan tugas kepada
siswa, siswa tidak pernah mempresentasikan hasil pekerjaannya dengan teman
sekelas melainkan hanya menuliskan pekerjaannya di buku tugas atau di papan tulis.
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan kepada guru bidang studi
matematika, bahwa selama ini pembelajaran matematika di SMP Negeri 10 Jember
menggunakan metode ceramah dan penugasan. Siswa masih kurang komunikatif
dalam menyampaikan ide atau gagasannya baik kepada guru dan teman lainnya.
Kondisi tersebut disebabkan siswa masih bersifat individu dan kurang kerjasama
dalam belajar. Hal tersebut dapat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut maka diberikan solusi, yaitu kegiatan
pembelajaran matematika dilakukan dengan menggunakan model pembelajaran
kooperatif. Dari beberapa tipe pembelajaran kooperatif yang sudah ada dipilih
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Pembelajaran tersebut
memberikan kesempatan kepada siswa untuk berfikir secara individu terlebih dahulu
(think) lalu berpasangan untuk mendiskusikan permasalahan yang diberikan (pair)
dan berbagi dengan teman sekelasanya (share). Rumusan masalah dalam penelitian
ini adalah bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share)
serta bagaimana hasil belajar dan aktivitas siswa dengan menggunakan pembelajaran
kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Sedangkan tujuan dari penelitian ini adalah
untuk mendeskripsikan bagaimana penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS
(Think Pair Share) serta bagaimana hasil belajar dan aktivitas siswa dengan
menggunakan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share).
Dalam penelitian ini subyek penelitiannya adalah siswa kelas VII D. Hal ini
disebabkan siswa kelas VII D mempunyai tingkat kemampuan yang heterogen dan
mempunyai permasalahan dalam pembelajaran di kelas baik aktivitas maupun hasil
belajarnya.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Sedangkan pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah
pendekatan kualitatif.
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode observasi, metode wawancara, metode tes dan metode dokumentasi.
Sedangkan data yang dianalisis adalah penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS
(Think Pair Share), hasil belajar siswa, aktivitas siswa dan aktivitas guru. Kegiatan
penelitian ini dimulai dari tanggal 4 April sampai dengan 1 Mei 2012.
Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada kelas
VII D SMP Negeri 10 Jember pada sub pokok bahasan segitiga semester genap tahun
ajaran 2011/2012 berjalan sesuai dengan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think
Pair Share). Penerapan pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share)
dilakukan dengan memberikan permasalahan dalam bentuk Lembar Kerja Siswa
(LKS) yang bersifat menuntun siswa dalam menemukan suatu konsep sendiri. Dalam
menyelesaikan permasalahan yang diberikan siswa diberi kesempatan untuk berfikir
secara mandiri terlebih dahulu (think) lalu berdiskusi dengan pasangannya (pair) dan
berbagi dengan teman teman sekelasnya (share). Walaupun pada tiap tahapan
terdapat kendala-kendala yang dihadapi tetepi kendala tersebut dapat diatasi dengan
baik sehingga proses pembelajaran dapat berjalan baik dan lancar.
Berdasarkan analisa data mengenai hasil belajar siswa dengan menggunakan
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada siklus 1 mencapai 81.08%
dengan siswa yang tidak tuntas belajar 7 anak dari 37 siswa. Sedangkan pada siklus 2
mencapai 91.42% dengan siswa yang tidak tuntas belajar 5 anak dari 37 siswa.
Berdasarkan analisis data mengenai aktivitas siswa selama kegiatan
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) berlangsung. Dapat diketahui
aktivitas siswa pada siklus 1 mencapai 77.12% dan pada siklus 2 mencapai 81.44%.
Pencapaian presentase aktivitas siswa yang didapat pada siklus 1 dan 2 termasuk
dalam kategori aktif. Dari semua aktivitas siswa yang diamati pada kegiatan
pembelajaran, aktivitas siswa yang memperoleh presentase paling kecil adalah
aktivitas siswa pada tahap share. Pada siklus 1 aktivitas siswa pada tahap share
mencapai 61.26% sedangkan pada siklus 2 mencapai 65.77%. Aktivitas siswa pada
tahap share terdiri dari 3 aktivitas yaitu mempresentasikan hasil diskusi, memberi
tanggapan dan memperhatikan jalannya diskusi. Dari ketiga aktivitas tersebut yang
mengakibatkan rata-rata aktivitas pada tahap share mendapatkan presentase kecil
adalah aktivitas siswa pada tahap mempresentasikan hasil diskusi. Hal tersebut
disebabkan tidak semua siswa mempunyai kesempatan untuk mempresentasikan hasil
diskusi, hanya beberapa pasang siswa saja yang dapat mempresentasikan hasil
diskusi. Jumlah pasangan yang dapat mempresentasikan hasil diskusi disesuaikan
dengan jumlah permasalahan yang diberikan. .
Berdasarkan analisis data mengenai aktivitas guru pada selama kegiatan
pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) berlangsung. pada siklus 1
presentase aktivitas guru pada siklus 1 mencapai 86.36% sedangkan pada siklus 2
mencapai 90%. Pencapaian presentase aktivitas guru pada siklus 1 dan 2 termasuk
dalam kategori sangat aktif.
Dari hasil pembelajaran yang telah didapat bahwa pembelajaran kooperatif
tipe (Think Pair Share) adalah salah satu model pembelajaran yang dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswanya. | en_US |