ANALISIS MODEL EPIDEMIK PADA PENGARUH SISTEM KEKEBALAN TUBUH MANUSIA TERHADAP INFEKSI VIRUS HIV
Abstract
HIV (Human Immunodeficiency Virus) merupakan salah satu masalah
kesehatan masyarakat Indonesia yang jumlah penderitanya cenderung meningkat dan
penyebarannya semakin luas. HIV merupakan virus yang dapat menyebabkan AIDS
(Acquired Immune Deficiency Syndrome) dengan cara menyerang sel darah putih
yang bernama sel T CD4 sehingga dapat merusak sistem kekebalan tubuh manusia.
Orang yang menderita penyakit AIDS mempunyai kemampuan yang sangat rendah
untuk mempertahankan diri dari serangan penyakit.
Epidemi HIV dalam sistem kekebalan tubuh manusia dapat dideskripsikan
secara dinamik melalui pemodelan matematika dalam sistem biologi, yaitu pada saat
sistem kekebalan tubuh manusia diserang oleh virus HIV sehingga sel T CD4 akan
terinfeksi dan merubahnya menjadi tempat berkembang biak virus HIV baru. Dalam
hal ini sel T CD4 semakin lama akan mengalami perubahan jumlah populasinya,
dikarenakan sel T CD4 mengalami kematian dan mengalami lisis (penguraian) oleh
Cytotoxic T-lymphocyte (CTL). Perubahan jumlah populasi sel T CD4 tergantung
pada waktu dan dipengaruhi oleh laju terinfeksinya sel T CD4. Tujuan penelitian ini
adalah untuk memodelkan pengaruh sistem kekebalan tubuh manusia terhadap infeksi
virus HIV serta dapat mengetahui hasil analisisnya yang telah dilakukan dengan
menggunakan metode Runge Kutta Fehlberg orde-4 terhadap penyebaran virus HIV
pada sistem kekebalan tubuh manusia.
Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam menyelesaikan tugas akhir ini
yaitu identifikasi parameter dan pembentukan model infeksi virus HIV dari asumsi-
viii
asumsi yang telah diperoleh. Setelah mendapatkan model, langkah berikutnya yaitu
mencari titik tetap dan nilai eigen dari model tersebut serta menentukan nilai
parameter dan solusi numerik model. Selanjutnya, langkah yang terakhir adalah
pembuatan program simulasi dan menganalisis hasil visualisasi yang telah di
dapatkan.
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa
jumlah resting sel T CD4 secara perlahan tetapi pasti akan mengalami penurunan hal
ini disebabkan adanya replikasi virus yang menyebabkan terganggunya pembentukan
limfosit baru, sedangkan jumlah sel T CD4 yang teraktivasi juga akan mengalami
penurunan karena adanya infeksi virus secara terus menerus yang mengubahnya
menjadi sel yang terinfeksi, pada sel T CD4 yang terinfeksi jumlah populasi saat awal
terinfeksi sempat mengalami penurunan yang dipengaruhi oleh adanya proses lisis
oleh CTL namun pada akhirnya akan terus mengalami kematian, sedangkan jumlah
populasi pada CD8/CTL akan terus mengalami peningkatan karena adanya proliferasi
yang disebabkan replikasi virus.