Show simple item record

dc.contributor.authorPuput Daniar
dc.date.accessioned2014-01-17T10:03:32Z
dc.date.available2014-01-17T10:03:32Z
dc.date.issued2014-01-17
dc.identifier.nimNIM052210101018
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16415
dc.description.abstractBerdasarkan analisis Departemen Kesehatan RI 2002 diketahui bahwa penyakit gagal ginjal menyebabkan kematian pada pasien rawat inap rumah sakit sebesar 3,7% dari seluruh kematian, menempati urutan kedua setelah stoke sebesar 4,8% (DepKes RI, 2002). Gagal ginjal merupakan suatu kondisi dimana fungsi ginjal telah menurun atau bahkan menghilang dalam beberapa tahap. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui profil pasien (usia, jenis kelamin dan stadium serta persentase tingkat kejadian penyakit), dan profil penggunaan obat yang diberikan pada pasien rawat inap dengan kasus gagal ginjal kronik di RSD dr. Soebandi Jember. Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Daerah dr. Soebandi Jember pada bulan Januari sampai Februari 2008. Penelitian dilakukan secara non-eksperimental dengan rancangan deskriptif, dan retrospektif dengan menggunakan data rekam medik selama 1 Januari 2009-30 Mei 2009. Sampel adalah data rekam medik pasien rawat inap dengan diagnosa gagal ginjal kronik. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling yang berjumlah 63. Data-data kualitatif yang diperoleh disajikan dalam bentuk uraian atau narasi, sedangkan data kuantitatif disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini antara lain: Berdasarkan distribusi usia pasien diketahui pada usia 20-29 tahun sebanyak 3 pasien (4,76%), usia 30-39 tahun sebanyak 10 pasien (15,87%), usia 40-49 tahun sebanyak 22 pasien (34,92%), usia 50-59 tahun sebanyak 17 pasien (26,98%), usia 60-69 tahun sebanyak 7 pasien (11,11%), usia 70-79 tahun sebanyak 4 pasien (6,35%). Berdasarkan distribusi jenis kelamin diketahui pada pasien laki-laki pada stadium 2 sebanyak 1 orang (1,59%), stadium 3 sebanyak 1 orang (1,59%), stadium 4 sebanyak 3 orang (4,76%) dan stadium 5 sebanyak 33 orang (52,38%) sedangkan pasien perempuan pada stadium 2 sebanyak 1 orang (1,59), stadium 3 tidak ada, stadium 4 sebanyak 2 orang (3,17%), dan stadium 5 sebanyak 22 orang (34,92%). Presentase tingkat kejadian kasus gagal ginjal kronik di RSD dr. Soebandi Jember sebesar 1,08 %. Pada stadium 5 penggunaan jenis antibiotik cefotaxime sebanyak 28,57% dan ceftriaxone 38,10%. Penggunaan jenis antihipertensi yang diberikan pada pasien GGK adalah dari golongan ACE inhibitor, ß-adrenergik bloker (penyekat beta), antagonis/penghambat reseptor angiotensin II (ARB) dan kalsium channel bloker (antagonis kalsium). Penggunaan jenis diuretik yang diberikan pada pasien GGK hanya Furosemid (diuretik kuat) dan spironolakton diuretik hemat kalium. Dimana penggunaan furosemid (diuretik kuat) lebih besar daripada penggunaan spironolakton (diuretik hemat kalium). Penggunaan obat pada penyakit gagal ginjal kronik memerlukan perencanaan, pemilihan obat non nefrotoksik, pemantauan akan respon terapi yang diberikan dan penyesuaian dosis obat yang dibutuhkan pada setiap tahapan atau stadium gagal ginjal kronik (GGK). Oleh karena itu, perlu dilakukan kerjasama antar profesi kesehatan (antara farmasis dan dokter) serta penderita agar diperoleh hasil yang optimal.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries052210101018;
dc.subjectPENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN,GAGAL GINJAL KRONIKen_US
dc.titleSTUDI PENGGUNAAN OBAT PADA PASIEN DENGAN KASUS GAGAL GINJAL KRONIK RAWAT INAP DI RSD dr. SOEBANDI JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record