dc.description.abstract | Latar belakang penelitian ini adalah permasalahan tata niaga pemasaran
tembakau Kasturi VO dari petani kepada blandang kecil, petani kepada
blandang besar, petani kepada pengepul dan petani langsung dijual kepada
pabrikan dimana harga dan kualitas berdampak pada pendapatan petani.
Peranan pedagang perantara memicu permasalahan perdagangan selama
masing masing kelembagaan tersebut tidak memahami fungsi masing masing.
Hal tersebut memicu terjadinya permasalahan pada tataniaga yang pada
akhirnya dapat memicu persoalan kelestarian produk tembakau Kasturi yang
sudah memiliki trademark di Kabupaten Jember
Judul penelitian ini adalah Analisis Struktur Tata Niaga Tembakau
Kasturi di Desa Sumber Pinang, Kecamatan Pakusari, Kabupaten Jember.
Penelitian ini didasarkan terbentuknya APTK (Asosiasi Petani Tembakau
Kasturi) di Kabupaten Jember dengan dengan akta No. 01/NOT/VI/2002
tanggal 17 Juni 2002 dimaksudkan sebagai wadah untuk mengawal petani
tembakau Kasturi Voor Oogst dalam bisnis tembakau di Kabupaten Jember.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui respon harga tembakau
Kasturi ditingkat petani, blandang, pengepul terhadap harga ditingkat
pabrikan, distribusi margin dan distribusi nilai tambah bruto pada setiap
jejaring tata niaga tembakau Kasturi VO.
Alat analisis yang digunakan adalah statistik dengan model Analisis
regresi linier dan uji beda banyak rata rata (Wilcoxon) dibantu dengan
program personal komputer SPSS 16.
Dari hasil analisis menunjukkan bahwa pada tingkat petani, respon
harga tembakau Kasturi bersifat positif dan signifikan terhadap produksi,
sedangkan pada blandang kecil dan blandang besar bersifat negatif signifikan
serta pada pengepul dan pabrik respon harga tidak signifikan pengaruhnya
terhadap permintaan tembakau Kasturi VO. Distribusi margin untuk setiap
jaringan tata niaga memperlihatkan bahwa margin terbesar terjadi pada
saluran penjualan petani kepada pabrik yaitu 24,00 %. Berikutnya adalah pada
saluran distribusi penjualan blandang besar ke pabrik, petani ke pengepul,
blandang kecil ke blandang besar dan terakhir saluran distribusi petani ke
blandang kecil. Distribusi nilai tambah bruto pada setiap jejaring tata niaga
tembakau Kasturi Vo lebih terkonsentrasi pada blandang besar ke pabrik,
walaupun saluran distribusi penjualan petani ke pabrik memiliki margin
tertinggi per kilogram tembakau, namun hal tersebut sangat jarang terjadi
mengingat aksesibilitas petani ke pabrik merupakan hal yang langka. Oleh
sebab itu keberadaan terbentuknya APTK (Asosiasi Petani Tembakau Kasuti di
Kabupaten Jember dapat membantu mengawal petani dalam melaksanakan
transaksi perdagangan kepada pabrikan dengan memberikan pemahaman
tentang kualitas yang dibutuhkan pabrikan dan informasi lainnya. | en_US |