Show simple item record

dc.contributor.authorInomy Claudia K.
dc.date.accessioned2014-01-17T07:30:39Z
dc.date.available2014-01-17T07:30:39Z
dc.date.issued2014-01-17
dc.identifier.nimNIM092010101060
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/16260
dc.description.abstractParasetamol adalah salah satu obat yang sering digunakan sebagai penurun demam dan pereda nyeri di seluruh dunia dan Indonesia. Parasetamol tersedia sebagai obat bebas sehingga mudah didapatkan masyarakat dengan harga terjangkau tanpa menggunakan resep dokter. Penggunaan multiple pharmacy yang mengandung parasetamol sering terjadi di seluruh dunia dan Indonesia dan berisiko terhadap overdosis parasetamol. Parasetamol dimetabolisme di hepar sehingga penggunaan parasetamol dosis toksik dapat menyebabkan kerusakan hepar yang diukur dengan menggunakan enzim alkali fosfatase (ALP). Kerusakan pada hepar dapat dicegah dengan pemberian antioksidan yang berfungsi sebagai hepatoprotektor, yang dapat ditemukan pada tumbuhan putri malu (Mimosa pudica Linn.). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ekstrak putri malu (Mimosa pudica Linn.) dapat melindungi hepar dan apakah terdapat perbedaan dari ketiga dosis ekstrak putri malu (Mimosa pudica Linn.) yang diuji yaitu 400 mg/KgBB, 600 mg/KgBB, dan 800 mg/KgBB terhadap kerusakan yang diakibatkan pemberian parasetamol dosis toksik. Jenis penelitian eksperimental yang digunakan adalah True Experimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Postest Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah 30 ekor tikus wistar jantan dan dengan menggunakan teknik simple random sampling dibagi menjadi 6 kelompok. Variabel pada penelitian ini adalah dosis ekstrak etanol putri malu (Mimosa pudica Linn.) sebagai variabel bebas, kadar ALP pada tikus sebagai variabel terikat, dan pemeliharaan tikus, cara pemberian makanan tikus, dosis, frekuensi, dan volume pemberian parasetamol, frekuensi dan volume pemberian ekstrak putri malu, dan volume darah tikus yang diambil sebagai variabel kendali. Pada kelompok K, tikus diberi CMC Na 1% selama 7 hari. Pada kelompok K (-), tikus diberi CMC Na 1% selama 6 hari dan diberi parasetamol dosis 1.350 mg/kg BB pada hari ke-7. Pada kelompok K (+), tikus diberi obat-X dosis 54 mg/kg BB selama 6 hari dan diberi parasetamol dosis 1.350 mg/kg BB pada hari ke-7. Pada kelompok P1, P2, dan P3, tikus diberi ekstrak etanol putri malu dengan dosis 400 mg/KgBB, 600 mg/KgBB, dan 800 mg/KgBB selama 6 hari dan diberi parasetamol dosis 1.350 mg/KgBB pada hari ke-7. Pada hari ke-9 seluruh tikus dikorbankan dengan cara pembiusan menggunakan larutan eter, kemudian diambil darahnya melalui jantung (ventrikel kanan) untuk diukur kadar alkali fosfatase (ALP). Hasil penelitian ini adalah rata-rata kadar ALP untuk kelompok K adalah 79,20 U/L ± 8,53, kelompok K (-) adalah 265,60 U/L ± 13,50, dan kelompok K (+) adalah 126,00 U/L ± 5,75. Sedangkan rata-rata kadar ALP untuk kelompok P1 adalah 212,80 U/L ± 13,16, kelompok P2 adalah 190,60 U/L ± 17,42, dan kelompok P3 adalah 174,20 U/L ± 16,99. Untuk menganalisis data mengunakan One Way ANOVA dan dilanjutkan dengan uji LSD yang sebelumnya telah diuji normalitas dan homogenitasnya. Kesimpulan dari penelitian ini adalah ekstrak putri malu (Mimosa pudica Linn.) dapat melindungi hepar terhadap kenaikan kadar ALP tikus wistar jantan dan terdapat perbedaan dari ketiga dosis ekstrak putri malu (Mimosa pudica Linn.) yang diuji yaitu 400 mg/KgBB (P1), 600 mg/KgBB (P2), dan 800 mg/KgBB (P3) dalam melindungi hepar terhadap kerusakan yang diakibatkan pemberian parasetamol dosis toksik.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries092010101060;
dc.subjectUji Efektivitas, Ekstrak Putri Malu, Kadar Alkali Fosfatase, Parasetamol Dosis Toksiken_US
dc.titleUJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL PUTRI MALU (Mimosa pudica Linn.) TERHADAP KADAR ALKALI FOSFATASE TIKUS WISTAR YANG DIINDUKSI PARASETAMOL DOSIS TOKSIKen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record