dc.description.abstract | Peristiwa tanah longsor di Kabupaten Jember yang banyak menimbulkan
korban jiwa dan harta benda terjadi pada awal tahun 2006 yang melanda Kecamatan
Panti. Kawasan yang terkena bencana meliputi Desa Kemiri, Desa Suci dan Desa
Serut. Desa Kemiri dan Suci merupakan areal paling rawan, sementara Desa Serut
hanya sebagian kecil dan merupakan tempat mengungsi masyarakat dari Desa Suci
dan Kemiri. Dari data BPS Kabupaten Jember bencana tanah longsor yang terjadi 2
Januari 2006 mengakibatkan 76 orang meninggal dunia, 15 orang hilang, 1.900 orang
mengungsi dan 36 rumah hanyut, 2.400 rumah rusak, 6 jembatan putus serta 140 ha
sawah rusak.
Jumlah korban yang banyak tersebut dapat dicegah dengan mitigasi bencana
alam. Penelitian ini bertujuan untuk memetakan daerah rawan longsor di Kecamatan
Panti dengan menggunakan Metode SINMAP (Stability Index Mapping). Metode ini
menggunakan nilai indeks stabilitas untuk menggolongkan tingkatan longsor ke
dalam 6 kelas yaitu Stable, Moderately Stable, Quasi – Stable, Lower Threshold,
Upper Threshold, dan Defended. Hasil dari klasifikasi tersebut kemudian
dikelompokkan ke dalam 3 tingkatan longsor yaitu Stable (Stabil), Marginal
(Menengah) dan Unstable (Tidak Stabil).
Hasil penelitian ini memberikan prediksi bahwa Kecamatan Panti memiliki
kondisi Stable dengan luas sebesar 36.2 km
viii
2
(20.85 %), kondisi Marginal sebesar 4
km
2
(2.30 %), dan kondisi Unstable sebesar 133.4 km
2
(76.84 %). Sedangkan dari
luasan dan persentase kelas indeks stabilitas Kecamatan Panti tersebut dapat
diprediksi desa paling stabil dan desa paling rawan longsor. Desa dengan kondisi
paling stabil (stable) adalah desa glagahwero dengan total luas wilayah stabil sebesar dari total luas wilayah Desa Glagahwero) dan desa dengan kondisi
paling tidak stabil (Unstable) adalah Desa Kemiri dengan total luas wilayah tidak
stabil sebesar 48.2 km
2
(91.5 % dari total luas wilayah Desa Kemiri) | en_US |