Show simple item record

dc.contributor.authorArif Dwi Cahyono
dc.date.accessioned2014-01-17T03:26:40Z
dc.date.available2014-01-17T03:26:40Z
dc.date.issued2014-01-17
dc.identifier.nimNIM021610101052
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/15837
dc.description.abstractKaries gigi adalah penyakit yang menyerang permukaan gigi-geligi di dalam mulut dan mengakibatkan kerusakan secara perlahan-lahan dari jaringan keras mahkota gigi. Langkah pertama pada proses karies adalah pembentukan plak pada permukaan email yang keras dan halus. Langkah kedua, pembentukan sejumlah besar asam (pH 5,0) dari fermentasi karbohidrat oleh Streptococcus dan Lactobacillus dalam plak. Lactobacillus sp. dapat membuat asam laktat dari fermentasi karbohidrat terutama gula. Asam yang terbentuk akan mengakibatkan kerusakan jaringan keras gigi dimana terjadi demineralisasi permukaan dari email gigi. Belimbing wuluh merupakan salah satu tanaman asli Indonesia yang berkhasiat untuk kesehatan gigi dan mulut. Daun belimbing wuluh mengandung tanin yang mempunyai daya antimikroba. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemampuan perasan daun belimbing wuluh dalam menghambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus sp. Penelitian dilakukan dengan 70 subyek penelitian yang dibagi dalam 7 kelompok perlakuan, yaitu kontrol negatif (aquades), kontrol positif (obat kumur Betadine), perasan daun belimbing wuluh 100% , 50%, 25%, 12,5% dan 6,25%; masing-masing kelompok diinokulasi dengan bakteri Lactobacillus sp. dan diinkubasi selama 48 jam. Setelah 48 jam, kemudian dihitung jumlah koloni bakteri Lactobacillus sp. Selanjutnya dilakukan analisis data dengan uji Kruskal Wallis dan dilanjutkan dengan uji Mann Whitney. Hasil uji Kruskal-Wallis menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna jumlah koloni bakteri Lactobacillus sp. dari masing-masing kelompok. Sedangkan hasil uji Mann Whitney menunjukkan perasan daun belimbing wuluh 100% memiliki jumlah koloni paling sedikit dan perasan daun belimbing wuluh 6,25% memiliki jumlah koloni paling banyak, dimana semakin besar konsentrasi perasan daun belimbing wuluh, maka semakin sedikit jumlah koloni Lactobacillus sp. Artinya semakin besar konsentrasi perasan daun belimbing wuluh, kemampuan menghambat pertumbuhan lactobacillus sp. semakin besar pula. Perasan daun belimbing wuluh 100% dan kontrol positif (obat kumur Betadine) mempunyai kemampuan yang sama dalam menghambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus sp. Sedangkan perasan daun belimbing wuluh dengan konsentrasi terkecil (6,25%) ternyata masih memiliki daya hambat terhadap pertumbuhan bakteri Lactobacillus sp., yang ditunjukkan dengan adanya perbedaan bermakna jumlah koloni bakteri antara kontrol negatif dengan perasan daun belimbing wuluh 6,25%. Kesimpulan dari penelitian adalah perasan daun belimbing wuluh dapat menghambat pertumbuhan bakteri Lactobacillus sp.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries021610101052;
dc.subjectDAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) ,Lactobacillus sp.en_US
dc.titleKEMAMPUAN PERASAN DAUN BELIMBING WULUH (Averrhoa bilimbi) DALAM MENGHAMBAT PERTUMBUHAN BAKTERI Lactobacillus sp.en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record