dc.description.abstract | Denture Stomatitis merupakan inflamasi kronis pada membran mukosa yang
sering terlihat pada palatum di bawah gigi tiruan lengkap. Candida albicans diduga
menjadi etiologi dalam penyakit ini. Salah satu usaha untuk mencegah terjadinya
denture stomatitis adalah dengan membersihkan gigi tiruan secara rutin menggunakan
pembersih gigi tiruan untuk menghilangkan perlekatan C. albicans pada gigi tiruan.
Pembersih gigi tiruan dengan bahan dasar kimia beredar cukup banyak di pasaran.
Salah satu bahan tradisional yang dapat digunakan sebagai pembersih basis gigi
tiruan akrilik yaitu daun Salam (Eugenia polyantha Wight). Sifat antijamur daun
Salam salah satunya disebabkan oleh kandungan minyak atsiri di dalamnya yang
terdiri dari sitral, eugenol, tannin, flavonoid, dan fenol. Selain harus memiliki
kemampuan anti jamur yang baik, bahan pembersih gigi tiruan juga tidak boleh
mempengaruhi sifat fisik dan mekanis basis gigi tiruan tersebut. Sebagai bahan kimia
golongan hidrokarbon aromatik, fenol dapat berpenetrasi ke ruang mikroporositas
resin akrilik dan merusak rantai karbonilnya. Salah satu syarat mekanis dari basis gigi
tiruan memiliki kekuatan tekan yang baik. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui
pengaruh perasan daun Salam (Eugenia polyantha Wight) 80% sebagai pembersih
gigi tiruan terhadap kekuatan tekan resin akrilik tipe heat-cured dengan variasi lama
perendaman.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dengan
pendekatan post-test control group design. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium
Bahan dan Teknologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember
dan Laboratorium Dasar Bersama Universitas Airlangga Surabaya pada bulan
September-Oktober 2011. Sampel terdiri atas 48 balok resin akrilik tipe heat-cured
vii
viii
yang dibagi dalam 2 kelompok uji berupa perasan daun Salam 80% dan kontrol yang
direndam dalam aquades. Perendaman dibedakan menjadi 3 kelompok waktu yaitu
selama 5 hari, 15 hari, dan 25 hari.
Hasil penelitian menunjukkan pengaruh kekuatan tekan pada perendaman 5 hari
aquades memiliki kekuatan tekan paling tinggi, sedangkan nilai yang paling rendah
berada pada perendaman 25 hari perasan daun Salam 80%. Hal ini menunjukkan
bahwa semakin lama waktu perendaman, semakin rendah kekuatan tekan resin
akrilik. Resin akrilik yang direndam pada suatu larutan akan terpengaruh sifat
fisiknya. Larutan perendam mampu berpenetrasi masuk ke dalam ruang
mikroporositas resin akrilik dan mempengaruhi ikatan antar molekulnya. Pengaruh
yang terjadi pada ikatan ini akan membuat kekuatan mekanisnya semakin berkurang,
termasuk kekuatan tekannya. Resin akrilik sebagaimana polimer lainnya memiliki
dua macam ikatan yaitu ikatan primer dan ikatan sekunder. Ikatan sekunder yang
lebih lemah diduga menyebabkan rendahnya ketahanan resin akrilik terhadap stress.
Kemungkinan lain disebabkan oleh kandungan senyawa fenol dalam daun Salam
80% memperbesar nilai penurunan kekuatan tekannya. Senyawa fenol dapat diserap
oleh permukaan resin akrilik dan menyebabkan permukaan resin akrilik mengembang
dan lunak. Fenol diduga berpenetrasi kedalam struktur rantai resin akrilik dan
memutuskannya. Oleh sebab itu terjadi penurunan kekuatan tekannya. Data dianalisis
menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dan Levene, dengan hasil data bersifat
normal dan homogen. Kemudian dianalisis menggunakan uji One Way Anova untuk
mengetahui adanya perbedaan antar kelompok perlakuan. Hasil uji tidak
menunjukkan perbedaan yang signifikan begitu pula dengan uji Tuckey-HSD (high
significant different). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan maka disimpulkan
bahwa perasan daun Salam (Eugenia polyantha Wight) 80% sebagai pembersih gigi
tiruan berpengaruh terhadap kekuatan tekan resin akrilik tipe heat-cured dengan
variasi lama perendaman namun secara tidak signifikan. | en_US |