Show simple item record

dc.contributor.authorAngger Anugerah H.S
dc.date.accessioned2013-11-12T07:08:38Z
dc.date.available2013-11-12T07:08:38Z
dc.date.issued2013-11-12
dc.identifier.nimNIM072310101016
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/1551
dc.description.abstractPembedahan merupakan prosedur invasif yang dilakukan untuk membuang bagian tertentu atau mengeluarkan benda asing yang ada di dalam tubuh. Pembedahan memiliki tiga fase yaitu fase pra operasi, fase intra operasi dan fase pasca operasi. Dari ketiga fase tersebut, fase pra operasi merupakan landasan dari seluruh fase operasi. Kesuksesan dalam prosedur pembedahan secara keseluruhan bergantung pada fase pra operasi. Masalah utama pasien yang dapat muncul pada fase pra operasi adalah kecemasan. Kecemasan pra operasi merupakan suatu bentuk respon antisipasi terhadap suatu pengalaman yang dapat dianggap pasien sebagai suatu ancaman. Penyebab ketakutan dan kecemasan pada pasien dalam menghadapi operasi antara lain adalah takut akan ketidaktahuan, kematian, tentang anastesia, kemungkinan kehilangan pekerjaan, ancaman terhadap peran dalam hidup, integritas tubuh, finansial, takut akan nyeri dan deformitas. Kecemasan pra operasi merupakan masalah utama yang menjadi fokus intervensi keperawatan untuk diatasi. Perawat sebagai bagian tim integral dari prosedur operasi memiliki peran dalam mengatasi masalah kecemasan pasien pra operasi. Penanganan kecemasan pra operasi yang dapat dilakukan dengan terapi komplementer Aromaterapi.Aromaterapi merupakan metode untuk menyembuhkan penyakit dengan menggunakan wewangian yang berasal dari tumbuhan yang berbau harum. Minyak lavender memiliki kandungan kimia yaitu linalyl acetate dan linalool. Molekul-molekul tersebut memiliki efek sedatif dan anti depresan yang dapat mempengaruhi perasaan dan emosi seseorang. Selain itu minyak esensial lavender memiliki sifat yang menyejukkan, menentramkan, menyeimbangkan, mengendurkan dan menyegarkan. Hasil penelitian menunjukkan terjadi penurunan tingkat kecemasan responden setelah dilakukan aromaterapi lavender. Responden dengan kecemasan sedang sebelum diberikan aromaterapi berjumlah 14 responden kemudian diberikan aromaterapi lavender berkurang jumlahnya mejadi 2 responden. Sedangkan responden dengan kecemasan ringan sebelum diberikan aromaterapi lavender berjumlah 17 berkurang menjadi 14 responden. Dan terjadi peningkatan yang signifikan pada pasien yang tidak mengalami kecemasan dari tidak ada responden yang tidak mengalami kecemasan menjadi 15 responden. Berdasarkan hasil uji wilcoxon sign rank test, diperoleh hasil bahwa p-value=0,000 < α (0,05). Dengan demikian hasil penelitian menyimpulkan bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara pemberian aroamterapi lavender terhadap tingkat kecemasan pada pasien pra operasi (p-value: 0,000, 95% CI).en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries072310101016;
dc.subjectKecemasan, Aromaterapi Lavender, Pra Operasien_US
dc.titlePENGARUH PEMBERIAN AROMATERAPI LAVENDER TERHADAP TINGKAT KECEMASAN PADA PASIEN PRA OPERASI DI RUMAH SAKIT DAERAH dr. SOEBANDI JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record