dc.description.abstract | SMP Negeri 1 Kalibaru merupakan salah satu sekolah negeri yang letaknya jauh dari pusat kota. Pada saat peneliti observasi pada sekolah tersebut karena ingin tahu aktivitas serta kemampuan belajar siswa yang nantinya dapat digunakan masukan bagi peneliti. Pada observasi awal, salah satu guru menjelaskan bahwa selama ini pembelajaran di SMP Negeri 1 Kalibaru menggunakan metode ceramah, tanya jawab dan penugasan. Penelitian ini dilakukan di kelas VIII G yang terdiri dari 32 siswa. Guru matematika SMP Negeri 1 Kalibaru menjelaskan keadaan siswa kelas VIII G, dan diketahui bahwa aktivitas belajar siswa masih rendah hal ini dapat terlihat saat pembelajaran berlangsung siswa hanya duduk manis dan mencatat apa yang tertulis di papan tulis saja. Siswa tidak dapat menerima pelajaran dengan baik karena berbicara dengan teman pada saat pelajaran sedang berlangsung. Hal-hal tersebut merupakan faktor yang menyebabkan hasil belajar siswa rendah.
Rendahnya aktivitas dan ketuntasan hasil belajar juga disebabkan karena guru mendominasi pembelajaran di kelas sehingga mengakibatkan siswa menjadi pasif, akibatnya materi yang disampaikan kurang dapat dipahami dan dimengerti siswa
sehingga banyak siswa yang masih beranggapan bahwa pelajaran matematika terlalu sulit dan tidak mudah dimengerti. Dalam pokok bahasan persamaan garis lurus, siswa banyak menghapal rumus sehingga siswa kurang termotifasi untuk belajar. Siswa sering melakukan kesalahan dalam menyelesaikan soal yang berkaitan dengan persamaan garis lurus. Hal ini dapat disebabkan karena siswa kurang memahami konsep secara benar.
Berdasarkan uraian diatas, pembelajaran ROPES tampaknya dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut. Ada beberapa alasan perlunya menggunakan pembelajaran ROPES, agar aktivitas dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan.
Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana implementasi pembelajaran ROPES pada pokok bahasan persamaan garis lurus pada siswa kelas VIII G, bagaimana aktivitas siswa kelas VIII G selama selama pembelajaran pada pokok bahasan persamaan garis lurus dengan menggunakan pembelajaran ROPES, serta bagaimana hasil belajar siswa setelah mengikuti pembelajaran pada pokok bahasan persamaan garis lurus dengan menggunakan pembelajaran ROPES.
Pembelajaran ROPES adalah pembelajaran yang menekankan pada kemampuan dan peran aktif siswa untuk memahami materi pelajaran melalui serangkaian kegiatan yang utuh dan saling berkaitan melalui lima tahapan yaitu Review, Overview, Presentation, Exercise, Summary. Dalam model pembelajaran ROPES, siswa ditempatkan dalam kelompok (4-5 siswa) yang heterogen, siswa diberikan LKS dan diarahkan untuk berfikir kreatif dalam memecahkan masalah/menemukan sendiri dari topik permasalahan dengan diskusi kelompok.
Dalam penelitian ini pengambilan subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII G SMP Negeri 1 Kalibaru yang berjumlah 32 siswa dengan 12 siswa lakilaki
dan 20 siswa perempuan. Penetapan ini didasarkan pada informasi guru bahwa nilai matematika kelas VIII G rata-rata masih dibawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK)
dimana PTK merupakan penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan tujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran di kelas, sehingga aktivitas dan hasil belajar siswa dapat ditingkatkan. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, tes, dan dokumentasi. Sedangkan data yang dianalisis adalah penerapan pembelajaran ROPES (persentase aktivitas guru), aktivitas siswa (persentase), ketuntasan hasil belajar (persentase).
Pembelajaran ROPES pokok bahasan persamaan garis lurus dapat diimplementasi dengan baik. Berdasarkan analisis data mengenai aktivitas guru selama pembelajaran ROPES berlangsung yaitu pada siklus I yang terdiri dari pembelajaran 1 dan pembelajaran 2, sedangkan siklus II terdiri dari pembelajaran 3 dan pembelajaran 4. Pada siklus I, pembelajaran 1 aktivitas guru mencapai 80,5%, sedangkan pada pembelajaran 2 aktivitas guru mencapai 88,88% dan keduanya termasuk dalam kategori aktif. Pada siklus II, pembelajaran 3 aktivitas guru mencapai 94,4%, sedangkan pada pembelajaran 4 aktivitas guru mencapai 100% dan keduanya pun termasuk dalam kategori aktif. Aktivitas guru pada siklus I rata-rata mencapai 84,69% dan meningkat pada siklus II menjadi 97,2%. Hal ini berarti aktivitas guru mengalami peningkatan.
Berdasarkan analisis data mengenai aktivitas siswa selama pembelajaran ROPES berlangsung, Terjadi peningkatan persentase rata-rata aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II. Rata-rata aktivitas pada siklus I mencapai 67,39% dan termasuk dalam kategori cukup aktif, sedangkan rata-rata aktivitas pada siklus II mencapai 81,24% dan termasuk dalam kategori sangat aktif. Sehingga rata-rata aktivitas siswa setiap siklus mengalami peningkatan sebesar 13,85%.
Berdasarkan analisis hasil belajar siswa pada siklus I, terdapat 11 siswa yang tidak tuntas dan 21 siswa tuntas. Presentase ketuntasan klasikal hanya mencapai 65,63%, sehingga pada siklus I kriteria ketuntasan belajar siswa secara klasikal belum terpenuhi karena belum terdapat minimal 75% siswa yang telah mencapai skor 75
dari skor maksimal 100. Sedangkan pada siklus II, terdapat 4 siswa yang tidak tuntas dan 28 siswa tuntas. Presentase ketuntasan klasikal mencapai 87,5% sehingga pada siklus II kriteria ketuntasan belajar siswa secara klasikal sudah terpenuhi. Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar siswa kelas VIII G meningkat setelah melakukan pembelajaran dengan pembelajaran ROPES. | en_US |