Show simple item record

dc.contributor.authorM. Luth Pratama
dc.date.accessioned2014-01-16T04:52:34Z
dc.date.available2014-01-16T04:52:34Z
dc.date.issued2014-01-16
dc.identifier.nimNIM032210101071
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/15173
dc.description.abstractPurnamawati (Anonim, 2007a) mengatakan bahwa saat ini penggunaan antibiotika sudah sangat berlebihan atau tidak rasional di masyarakat, hal ini bukan hanya merugikan pasien tetapi juga lingkungan sekitarnya. Penelitian menunjukkan, paling tidak ada empat kondisi yang umumnya diterapi antibiotika, yakni demam, radang tenggorokan, batuk dan diare. Di India, juga dilaporkan sekitar 39,6 % dari resep yang diberikan paling tidak terdapat satu jenis antibiotika sedangkan di Indonesia, penggunaan antibiotik pada pasien rawat mencapai 23-28%. Dari persentase tersebut 20-65 % penggunaannya dianggap tidak tepat salah satu penyebabnya, penulisan resep obat yang tidak tepat, oleh karena itu penelitian ini diharapkan dapat digunakan untuk menilai profil antibiotika melalui profil peresepan antibiotika di apotek-apotik wilayah kabupaten Jember. Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental yang berbentuk survey retrospektif dilakukan melalui resep-resep yang ada di apotek wilayah kabupaten Jember selama tahun 2006. Pemilihan apotek yang digunakan sebagai tempat pengambilan sampel dilakukan dengan cara Cluster Random Sampling. Dari hasil penelitian di dapat kesimpulan Persentase jumlah resep umum atau selain antibiotika sebanyak 10.169 resep (78%) lebih tinggi dibanding persentase resep antibiotika 2.872 resep (22%). Kelompok antibiotika yang paling banyak diresepkan adalah dari golongan Beta-laktam yaitu sebanyak 1947 resep (66,18 %), kemudian diikuti golongan qunolon sebanyak 333 resep (11.32 %) dan golongan amfenikol sebanyak 201 resep (6,83 %). Nama obat Antibiotika yang diresepkan, nama dagang sebanyak 2.176 resep (74 %) sedangkan antibiotika bernama generik sebanyak 766 resep (26 %). Antibiotika paling banyak diresepkan untuk pasien usia anak-anak sebanyak 1.123 resep (38 %) kemudian dewasa sebanyak 1.062 resep (36 %), tak teridentifikasi atau lain-lain sebanyak 575 resep (20 %) dan bayi sebanyak 182 resep (6 %). Asal resep antibiotika tertingi adalah dokter spesialis sebanyak 1637 resep (57 %), kemudian dokter umum sebanyak 776 resep (27,02 %), Rumah Sakit sebanyak 338 resep (11,77 %) dan dokter gigi sebanyak 121 resep (4,21 %). Dari hasil penelitian ini disarankan untuk dilakukan penelitian atau pengkajian lebih lanjut tentang terapi antibiotika yang rasional atau tepat sasaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan keberhasilan terapi antibiotika dan dapat menekan angka terjadinya resistensi antibiotikaen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries032210101071;
dc.subjectPERESEPAN ANTIBIOTIKAen_US
dc.titlePROFIL PERESEPAN ANTIBIOTIKA di APOTEK WILAYAH KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record