dc.description.abstract | Pencapaian program KB dan penggunaan metode kontrasepsi sejauh ini telah
cukup baik. Namun demikian, masih banyak wanita PUS yang menghentikan
penggunaan suatu alat kontrasepsi dalam waktu tertentu. Kebanyakan hal ini
dikarenakan terganggu efek samping alat kontrasepsi tersebut, sehingga akseptor
merasa kurang atau tidak cocok dengan alat kontrasepsi yang dipilihnya. Penelitian
ini dilakukan untuk mengetahui tingkat pengetahuan tentang KB dan metode
kontrasepsi, tingkat kesesuaian pemilihan metode kontrasepsi, serta hubungan antara
keduanya. Manfaat dari penelitian ini adalah untuk memberikan gambaran akseptor
KB dan dasar pemilihan metode kontrasepsi, sehingga bisa menjadi masukan dalam
penyusunan program Keluarga Berencana selanjutnya dan sebagai dasar penelitian
lebih lanjut.
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Sumbersari, Kecamatan Sumbersari,
Kabupaten Jember pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2005. Sampel penelitian
ini adalah wanita Pasangan Usia Subur (PUS) yang bertempat tinggal di Kelurahan
Sumbersari, Kecamatan Sumbersari, Kabupaten Jember. Besar sampel yang diteliti
adalah sebesar 2% dari keseluruhan jumlah populasi yang memenuhi kriteria, yaitu
100 responden dari 4539 wanita PUS. Data diambil dengan cara penyebaran dan
pengisian kuesioner. Variabel bebas dari penelitian ini adalah tingkat pengetahuan
tentang Keluarga Berencana (KB) dan metode kontrasepsi. Sedangkan variabel
terikat adalah tingkat kesesuaian pemilihan metode kontrasepsi. Untuk mengetahui
vii
hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat digunakan uji tabulasi silang
Somers’d dan diperkuat dengan uji korelasi bivariat Spearman, dengan tingkat
kesalahan (α) 5%.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa pencapaian program KB di
Kelurahan Sumbersari terbilang sukses dengan jumlah anak rata-rata adalah 2 orang
anak per wanita. Sebagian besar wanita PUS di Kelurahan Sumbersari telah
mengetahui manfaat program KB dan tingkat pengetahuan wanita PUS di Kelurahan
Sumbersari tentang KB dan metode kontrasepsi cukup tinggi. Sumber informasi
tentang KB dan metode kontrasepsi bagi sebagian besar wanita PUS adalah dari
petugas medis/paramedis (dokter, bidan, petugas KB). Alat kontrasepsi yang paling
banyak digunakan oleh wanita PUS di Kelurahan Sumbersari adalah AKDR/IUD, pil
kombinasi, serta suntikan. Sebagian besar wanita PUS di Kelurahan Sumbersari yang
tidak menggunakan alat kontrasepsi menyatakan tidak tertarik kepada penggunaan
alat kontrasepsi. Sebagian besar wanita PUS di Kelurahan Sumbersari dinilai cocok
atau sesuai dengan alat kontrasepsi yang dipilihnya. Tetapi wanita PUS yang pernah
berhenti dalam menggunakan suatu alat kontrasepsi telah mencapai angka yang perlu
dicermati.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah kesertaan dalam program KB pada
wanita PUS di Kelurahan Sumbersari dapat dikategorikan memuaskan, dengan
jumlah anak rata-rata mendekati angka ideal. Alat kontrasepsi yang paling banyak
digunakan oleh wanita PUS di Kelurahan Sumbersari adalah AKDR/IUD. Tingkat
pengetahuan wanita PUS di Kelurahan Sumbersari tentang KB dan metode
kontrasepsi cukup tinggi. Sebagian besar wanita PUS di Kelurahan Sumbersari telah
cocok/sesuai dengan alat kontrasepsi yang dipilih. Terdapat hubungan yang
signifikan namun lemah antara tingkat pengetahuan tentang KB dan metode
kontrasepsi dengan tingkat kesesuaian pemilihan metode kontrasepsi. | en_US |