dc.description.abstract | Indonesia merupakan negara yang memiliki potensi tinggi untuk terinfeksi cacing
usus. Penelitian-penelitian di Indonesia menunjukan bahwa di Indonesia prevalensi
askariasis tinggi, terutama pada anak. Frekuensinya antara 60-90%. Tanah liat,
kelembaban tinggi dan suhu yang berkisar 25º-30º C merupakan hal-hal yang sangat baik
untuk berkembangnya telur Ascaris sp, menjadi bentuk infektif. Selain karena faktor
tempat, obat anti cacing (antelmintik) yang tersedia juga mempengaruhi tingginya angka
infeksi cacing di Indonesia. Rasa pahit, tdak enak di perut, mual, sakit kepala dan demam
seperti yang ditimbulkan oleh pirantel pamoat sering kali membuat para penderita infeksi
cacing berhenti mengkonsumsi antelmintik. Departemen Kesehatan RI pun berupaya
memasyarakatkan toga yang dulu disebut apotik hidup ini ke seluruh masyarakat.
Program ini berupa kegiatan menanami pekarangan rumah dengan tanaman obat.
Masyarakat yang memiliki pekarangan yang cukup luas amatlah potensial untuk
memanfaatkan toga bagi kepentingan kesehatan keluarganya. A. catechu L merupakan
salah satu tanaman obat yang memiliki efek terapi pada penyakit yang ditimbulkan oleh
cacing usus. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas tanaman obat
Areca catechu sebagai antelmintik pada penyakit askariasis.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimental yang dilakukan di laboratorium
parasitologi Fakultas Kedokteran Universitas Jember, Laboratorium Biologi Farmasi
Program Studi Farmasi Universitas Jember dan laboratorium Parasitologi Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2007
dengan menggunakan cacing A. suum jantan dan betina sebagai hewan coba dan ekstrak
dari biji pinang (Areca catechu L) dengan konsentrasi 0,2%, 0,5%, 1%, dan 2%. Data
dari masing-masing uji disajikan dalam bentuk tabel pada masing-masing konsentrasi
ekstrak biji pinang, yang kemudian data tersebut dianalisa secara deskriptif. | en_US |