dc.description.abstract | Air Susu Ibu (ASI) merupakan makanan yang pertama dan utama untuk
memenuhi gizi balita. Seiring dengan pertumbuhan gigi sulung akan membantu
meningkatkan kemampuan proses mengunyah dan menelan makanan padat, yang
berupa MPASI (Makanan Pendamping ASI) untuk memenuhi kebutuhan balita
terhadap zat-zat gizi. Penyebab kerusakan gigi pada balita bisa terjadi karena
kebiasaan minum susu botol, minum ASI ataupun minum manis dalam waktu yang
lama sampai tertidur bahkan sepanjang malam. Hal ini mempercepat terbentuknya
plak dan proses pembentukan kolonisasi bakteri streptococcus sp., sehingga proses
karies mudah terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pertumbuhan koloni
streptococcus sp. pada plak balita yang diberi asupan susu formula dan ASI.
Jenis penelitian ini adalah eksperimental klinis, yang terbagi dalam 2
kelompok, 10 balita yang minum ASI dan 10 balita yang minum susu formula.
Pengambilan plak dilakukan pada permukaan labial gigi insisivus sulung sebanyak
satu kali dengan menggunakan VivaBrush G yang digerakkan dari arah distal ke
mesial sebanyak 1 kali, selanjutnya sampel plak dimasukkan ke dalam tabung reaksi
yang berisi larutan pz 1 ml secara asepsis dan difiksasi diatas bunsen. Sampel plak
selanjutnya diencerkan dan diinokulasi pada media streptococcus agar, kemudian
diinkubasi dalam inkubator dengan suhu 37
0
C selama 24 jam.
Data hasil penelitian dianalisis. Secara deskriptif menunjukkan bahwa rerata
pertumbuhan jumlah koloni streptococcus sp. terbesar pada kelompok balita yang
minum susu formula sebesar 151,5 dan rerata terkecil pada kelompok balita yang
vii
minum ASI sebesar 84,2, secara statistik uji T-test independent menunjukkan terdapat
perbedaan yang bermakna pada kedua kelompok tersebut.
Kesimpulannya, pertumbuhan jumlah koloni bakteri streptococcus sp. pada
plak balita yang minum susu Formula lebih banyak daripada balita yang minum ASI. | en_US |