Show simple item record

dc.contributor.authorAgitta Marantika Arininggar
dc.date.accessioned2014-01-15T08:43:18Z
dc.date.available2014-01-15T08:43:18Z
dc.date.issued2014-01-15
dc.identifier.nimNIM032210101069
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/14741
dc.description.abstractUji Aktivitas Ovisidal Terhadap Telur Ascaris suum Dan Penentuan Parameter Standar Ekstrak Etanol Daun Pare (Momordica charantia L); Agitta Marantika A, 032210101069; 2008: 62 halaman; Program Studi Farmasi Universitas Jember. Penyakit cacing merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Dari hasil penelitian prevalensi penyakit cacingan masih tinggi, yaitu 6070%. Salah satu pengobatan alternatif dalam mengobati penyakit cacingan adalah dengan memanfaatkan bahan alam, seperti daun pare (Momordica charantia L.). Uji aktivitas antelmintik yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan uji ovisidal karena selama ini penelitian-penelitian hanya mengarah pada uji aktivitas antelmintik dengan metode vermisidal. Pada penelitian ini dilakukan uji aktivitas ovisidal, dengan menghitung telur rusak setiap 100 telur pada jam ke-3, dan telur yang tidak rusak diamati perkembangannya pada hari ke 10, 20 dan 30. Kerusakan telur A. suum akibat pemberian ekstrak daun pare pada jam ke 3 dapat diketahui IC dengan menggunakan analisis probit. Dan pada hari ke 10, 20 dan 30 diperhatikan daya berembrio dari telur A. suum. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk mengetahui sampai seberapa jauh ekstrak daun pare menghambat perkembangan telur A. Suum dan data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis ANOVA satu arah untuk menguji kemaknaan pada tiap konsentrasi ekstrak daun pare tersebut. Bila menunjukkan perbedaan bermakna, dilanjutkan dengan uji LSD (Least Significance Different) dengan tingkat kepercayaan 95%. Penentuan parameter ekstrak yang dilakukan adalah parameter non spesifik yaitu susut pengeringan, parameter spesifik yang dilakukan yaitu organoleptik dan kadar senyawa terlarut dalam pelarut tertentu dan uji kandungan kimia yang dilakukan yaitu profil kromatogram. 50 Konsentrasi yang digunakan pada uji aktivitas ovisidal adalah 0,20% (b/v); 0,50% (b/v); 1,00% (b/v) dan 2,00% (b/v). Batas penggunaan DMSO adalah 1% dari 20 ml larutan uji. Hasil uji aktivitas ovisidal pada jam ke 3 menunjukkan nilai IC sebesar 1,05% hal ini berarti bahwa pada konsentrasi tersebut telur akan mengalami kerusakan sebesar 50% dari jumlah telur yang ada pada rendaman ekstrak daun pare. Berdasarkan hasil uji ANOVA tidak terdapat perbedaan yang sigifikan pada tiap konsentrasi ekstrak daun pare terhadap daya hambat perkembangan telur. Penentuan parameter non spesifik susut pengeringan ekstrak daun pare dilakukan dengan metode gravimetri dalam rentang pemanasan adalah 1 jam, ratarata susut pengeringan ekstrak daun pare adalah 11,48±0,012%. Nilai ini memberikan batasan maksimal besarnya senyawa yang hilang pada proses pengeringan. Parameter spesifik organoleptik berbentuk ekstrak kental, berwarna hijau, bau khas aromatik dan rasa pahit. Dan parameter spesifik kadar senyawa terlarut dalam air sebesar 24,97±0,03% hal ini berarti bahwa batas minimal senyawa yang larut dalam air adalah sebesar 24,97±0,03% dan kadar senyawa terlarut dalam etanol sebesar 73,07±0,01% hal ini berarti bahwa batas minimal senyawa yang larut dalam etanol adalah sebesar 73,07±0,01%. Uji kandungan kimia profil kromatogram menggunakan densitometer pada panjang gelombang 254 nm menunjukkan 14 puncak dan pada 365 nm 12 puncak.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries032210101069;
dc.subjectAktivitas Ovisidalen_US
dc.titleUJI AKTIVITAS OVISIDAL TERHADAP TELUR Ascaris suum DAN PENENTUAN PARAMETER STANDAR EKSTRAK ETANOL DAUN PARE (Momordica charantia L)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record