dc.description.abstract | Bakteri merupakan kelompok organisme flora normal terbanyak dalam
rongga mulut. Bakteri rongga mulut berperan dalam pembentukan sistem imun
dan memberikan pertahanan terhadap kolonisasi mikroorganisme patogen, akan
tetapi mikrobiota rongga mulut juga dapat menjadi kumpulan bakteri yang
mempunyai potensi patogen dan dapat merusak jaringan rongga mulut, contohnya
adalah jaringan periodontal. Bakteri gram negatif anaerob memiliki endotoksin
biologi aktif atau lipopolisakarida (LPS) yang dapat menyebabkan aktivitas
biologis sehingga terjadi keradangan. Peradangan akut diperantarai oleh
granulosit polimorfonuklear, yang juga disebut neutrofil. Neutrofil adalah sel
yang aktif pada awal reaksi radang. Neutrofil PMN ini memiliki kemampuan
untuk menyerang dan menghancurkan bakteri, virus dan bahan-bahan yang
merugikan lain yang menyerbu masuk ke dalam tubuh.
Bakteri probiotik mampu menstimulasi sistem imun antara lain
meningkatkan fungsi fagositosis makrofag, NK cells, neutrofil, merangsang
sekresi IgM dan meningkatkan produksi IgA, dengan hasil akhir meningkatkan
produksi antibodi secara lokal maupun sistemik. Lactobacillus lebih umum
digunakan sebagai probiotik sebab mudah didapat dan efektif dalam mencegah
perlekatan bakteri patogen seperti Escheria coli pada sel epitel.
Tujuan penelitian untuk mengetahui efek pemberian bakteri probiotik
Lactobacillus casei terhadap sel polimorfonuklear neutrofil gingiva tikus wistar
jantan yang diinduksi lipopolisakarida. Hasil penelitian diharapkan dapat
dijadikan referensi dalam hal penggunaan bakteri probiotik L. casei sebagai suatu
alternatif penatalaksanaan dan pencegahan keparahan penyakit periodontal.
vii
Jenis penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan
penelitian post test only control group design. Jumlah sampel yang digunakan
adalah 32 ekor tikus wistar jantan, dibagi menjadi 4 kelompok. Kelompok I (8
ekor) merupakan kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Kelompok II (8
ekor) merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS selama 5 hari dan
tidak diberi suntikan bakteri probiotik. Kelompok III (8 ekor) merupakan
kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS dan serta diberikan suntikan bakteri
probiotik bersama-sama mulai awal selama 5 hari. Sedangkan kelompok IV (8
ekor) merupakan kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS selama 5 hari
kemudian dilanjutkan dengan suntikan bakteri probiotik selama 5 hari berikutnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa bakteri probiotik L. casei dapat
menurunkan jumlah sel PMN neutrofil gingiva tikus wistar jantan yang diinduksi
LPS secara bersamaan. Jumlah sel PMN neutrofil pada perlakuan pemberian LPS
dan L. casei secara bersamaan selama 5 hari didapatkan lebih rendah daripada
perlakuan pemberian LPS selama 5 hari dilanjutkan L. casei 5 hari berikutnya.
Kesimpulannya terdapat efek pemberian probiotik L. casei, yaitu dapat
menurunkan jumlah sel PMN neutrofil gingiva yang meningkat akibat diinduksi
LPS. Pemberian bakteri probiotik bersamaan dengan induksi LPS selama 5 hari
lebih efektif daripada kelompok perlakuan yang diberi induksi LPS selama 5 hari
kemudian dilanjutkan dengan suntikan bakteri probiotik selama 5 hari berikutnya. | en_US |