dc.description.abstract | Tahap awal dari respon inflamasi terhadap infeksi bakteri adalah proses
adhesi berupa perlekatan dan penjangkaran bakteri pada sel-sel inflamatori netrofil.
Selama fase perlekatan, terjadi sentuhan kuat dengan bakteri. Sentuhan ini dapat
terjadi secara langsung antara bakteri dengan netrofil melalui proses tanpa dorongan,
dalam hal ini perlekatan sangat tergantung dari sifat-sifat permukaan bakteri yang
akan difagositosis, misalnya hidrofobisitas (Bellanti, 1993). Hal ini menyebabkan
bakteri dapat melekat pada netrofil melalui interaksi hidrofobik, yaitu interaksi antara
partikel hidrofob pada membran bakteri dan membran netrofil (BSN Medical, Tanpa
Tahun). Pada keadaan lain, proses perlekatan ini dapat dipermudah oleh proses
opsonisasi yaitu proses pelapisan partikel antigen oleh antibodi yang terdapat di
dalam serum darah, sehingga menyebabkan bakteri dapat melekat dengan mudah
pada reseptornya yang terdapat di membran netrofil (Robbins dan Kumar, 1995;
Susanti dan Rahayuningsih, 2003).
Salah satu bakteri penyebab inflamasi di jaringan periodontal adalah
Porphyromonas gingivalis. Porphyromonas gingivalis adalah bakteri anaerob gram
negatif. Bakteri ini merupakan salah satu bakteri yang paling sering ditemui pada
kasus periodontitis kronis. Analisis genom menunjukkan bahwa P. gingivalis dapat
memetabolisme asam amino dan menghasilkan sejumlah metabolit atau produk
akhir yang bersifat racun terhadap jaringan gingiva pada manusia (MicrobeWiki,
2008). Perusakan jaringan akibat produk akhir ini akan menimbulkan reaksi inflamasi
yang pada awalnya diperankan oleh sel inflamatori netrofil.
Netrofil adalah lekosit granular matur polimorfonuklear, memiliki daya lekat
dengan kompleks imun, dan kemampuan fagositosis (Dorland, 2002). Netrofil
berperan penting pada respon radang akut, beberapa jam setelah dimulai radang akut, | en_US |