dc.description.abstract | Stres adalah respon yang tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang
dikenakan pada seseorang. Stresor yang merupakan penyebab stres diantaranya
adalah rasa sakit. Respon terhadap stresor yang berjalan kronik, memproduksi
hormon yang dapat mengacaukan pengaturan fungsi imun, khususnya pada sistem
imun alami. Sistem imun alami yang diteliti adalah makrofag, mengingat makrofag
adalah sistem pertahanan tubuh yang terdepan. Penelitian mengenai hubungan stres
dengan sistem imun masih sangat sulit, oleh karena itu digunakan pendekatan Medico
Physiological Approach, dimana dengan pendekatan ini, penelitian mengenai stres
dapat dilakukan secara eksperimental dengan hewan coba .
Tujuan penelitian ini adalah mengetahui adanya penurunan jumlah sel
makrofag pada gingiva tikus wistar jantan setelah pemberian stresor rasa sakit. Jenis
penelitian ini adalah eksperimental laboratoris dengan rancangan penelitian the post
pest only control group design.
Sampel penelitian ini adalah tikus wistar jantan yang dibagi menjadi dua
kelompok, yaitu kelompok kontrol dan kelompok perlakuan yang diberi stresor
renjatan listrik electrical foot shock, selama dua minggu. Setelah itu, tikus
dikorbankan dan diambil attached gingivanya, kemudian dibuat sediaan histologis,
dan diamati dibawah mikroskop binokuler, serta dilakukan penghitungan jumlah
makrofag.
Hasil uji normalitas Kolmogorov-Smirnov dan Levene’s test menunjukkan
bahwa semua data terdistribusi normal dan homogen (p>0,05). Hasil analisis data
dengan T-Test menunjukkan terdapat perbedaan bermakna antara kelompok kontrol
dengan kelompok perlakuan, dan terjadi penurunan jumlah makrofag pada kelompok
perlakuan dibanding kelompok kontrol.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah, stresor rasa sakit menyebabkan
penurunan jumlah sel makrofag pada gingiva tikus wistar jantan, yang pada akhirnya
menurunkan sitem imun alami rongga mulut. | en_US |