Show simple item record

dc.contributor.authorSakti Ranawijaya Putrakusuma
dc.date.accessioned2014-01-14T16:07:51Z
dc.date.available2014-01-14T16:07:51Z
dc.date.issued2014-01-14
dc.identifier.nimNIM021810201100
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/14315
dc.description.abstractKeberadaan cuaca di bumi sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia. Salah satu dari unsur cuaca adalah curah hujan. Pada dunia pertanian sangat dibutuhkan informasi tentang curah hujan, misalnya untuk tanaman tertentu akan dapat hidup pada daerah basah yang memiliki rentang curah hujan cukup atau tinggi untuk kebutuhan tanaman. Dengan diketahui informasi curah hujan di suatu daerah dapat disimpulkan tanaman jenis apa yang dapat ditanam di daerah tersebut. Selain itu pada teknik bangunan air juga diuraikan bahwa data curah hujan sangat penting untuk diketahui sebelum dilakukannya pembangunan bangunan air, karena hal ini berkaitan dengan kondisi banjir atau air maksimum untuk kawasan Daerah Aliran Sungai ( DAS ). Data curah hujan selama ini masih banyak diperoleh dengan menggunakan alat ukur analog. Banyak dijumpai perbedaan data antara para pengamat curah hujan walaupun mereka menggunakan alat ukur analog yang sama. Untuk mengatasi hal tersebut perlu dibuat alat ukur curah hujan digital, karena dengan alat tersebut pembacaan nilai yang muncul selalu sama, atau dengan kata lain tidak ada perbedaan antara pengamat satu dengan pengamat lain yang menggunakan alat ukur yang sama. Agar dapat merancang alat pengukur curah hujan digital diperlukan penelitian. Penelitian dilakukan dengan aplikasi sebuah sensor LDR (Light Dependent Resistor). Penelitian ini dilaksanakan dalam tiga tahap yaitu tahap perancangan alat pengukur curah hujan, tahap pembuatan program digital dan tahap pengujian keakurasian dan kepresisian alat. Tahap perancangan telah dilaksanakan di Laboratorium Fisika Dasar Jurusan Fisika Fakultas Matematika Universitas Jember. Alat pengukur curah hujan menggunakan LDR (Light Dependent Resistor) sebagai sensor dan IC AT89S51 sebagai mikrokontroler antar muka tujuh segmen. Kemudian tahap pembuatan program komputer juga dilakukan di Laboratorium yang sama, begitu juga pada tahap akhir yaitu uji akurasi dan presisi alat. Tahapan pengambilan data dilakukan untuk menguji atau mengetahui kondisi alat. Berdasarkan data yang diperoleh, alat memiliki kemampuan resolusi 10 mm setiap tingkat ketinggian dan akurasi yang tinggi pada setiap tingkatnya. Namun kemampuan yang terbatas pada ketinggian hujan yang tertampung yaitu 110 mm, jika lebih dari ketinggian itu maka alat akan tidak presisi lagi dan tidak akurat. Berdasarkan dari uji keakurasian dan presisi alat, maka alat dapat bekerja akurat dan presisi pada rentang 10 – 110 mm, dengan nilai skala terkecil 10 mm dan ½ nilai skala terkecil 5 mm.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries021810201100;
dc.subjectAlat Pengukur Curah Hujanen_US
dc.titleRANCANG BANGUN ALAT PENGUKUR CURAH HUJAN DIGITALen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record