Show simple item record

dc.contributor.authorDiska Mawardiyanti
dc.date.accessioned2014-01-14T01:26:43Z
dc.date.available2014-01-14T01:26:43Z
dc.date.issued2014-01-14
dc.identifier.nimNIM071610101017
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/14265
dc.description.abstractRetardasi mental merupakan istilah yang dipakai terhadap orang yang mempunyai batasan tertentu dalam fungsi mental, keterampilan komunikasi, menjaga diri sendiri, dan keterampilan sosial. Retardasi mental yang terbanyak diakibatkan kelainan kromosom yaitu down syndrome. Down syndrome merupakan 10-32% dari penderita retardasi mental. Perkembangan anak dengan down syndrome, lebih lambat dari anak normal. Keterlambatan perkembangan tersebut menjadikan penderita retardasi mental tidak bisa menjaga kesehatan diri sendiri, sehingga kemungkinan besar problema kesehatan gigi dan mulut banyak dijumpai pada penderita retardasi mental. Penderita retardasi mental khususnya akibat down syndrome, sering kali dijumpai keadaan maloklusi. Penderita down syndrome mempunyai susunan geligi yang tidak beraturan, dan ini merupakan faktor predisposisi dari retensi plak dan mempersulit upaya menghilangkan plak. Macam maloklusi yang sering ditemukan adalah gangguan pertumbuhan dentokraniofasial yaitu mikrodonsi, anomali struktur fasial, oligodontia, prognatism, gigi berdesakan, gigitan silang dan gigitan terbuka. Berdasarkan berbagai fenomena dari penderita down syndrome, sehingga peneliti ingin mengetahui bagaimanakah gambaran kebersihan gigi dan mulut yang terjadi pada anak-anak penderita down syndrome. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari gambaran kebersihan mulut dan karies gigi pada anak-anak penderita down syndrome. Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Penelitian dilakukan pada bulan Desember-Juni 2011. Subyek penelitian ialah anak-anak SLB penderita down syndrome di SDLB Negeri Patrang dan SLB Bintoro Jember. Besar sampel yaitu 15 sampel di SDLB Negeri Patrang dan 9 sampel di SLB Bintoro. Data hasil penelitian yang diperoleh ditabulasi dan dikelompokkan berdasarkan tingkat kebersihan mulut dan tingkat karies gigi dalam bentuk tabel dan gambar. Data tersebut kemudian diuji menggunakan uji korelasi Pearson untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel diatas. Gambaran kebersihan mulut pada anak penderita down syndrome secara garis besar baik. Keadaan itu disebabkan oleh beberapa faktor misalnya keberhasilan orang tua dalam mendidik anak tersebut untuk sejak dini menjaga kesehatan giginya. Perawatan sejak awal dari dokter gigi dan perawatan sehari-hari di rumah dapat memungkinkan individu dengan down syndrome dapat merasakan manfaat mulut yang sehat. Gambaran karies gigi pada anak penderita down syndrome ialah rendah. Hasil tersebut didukung pula oleh pernyataan Sitepu (2006), yang menyatakan bahwa penderita down syndrome memiliki tingkat karies lebih rendah yaitu 1:3 dari saudara kandungnya yaitu ditemukannya bebas karies pada penderita down syndrome dewasa dan rendahnya jumlah streptococcus mutans dibandingkan dengan pasien karies gigi.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071610101017;
dc.subjectKEBERSIHAN MULUT , KARIES GIGIen_US
dc.titleGAMBARAN KEBERSIHAN MULUT DAN KARIES GIGI PADA ANAK PENDERITA DOWN SYNDROME DI SDLB NEGERI PATRANG DAN SLB BINTORO JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record