Show simple item record

dc.contributor.authorHarjo Seputro
dc.date.accessioned2014-01-13T08:11:40Z
dc.date.available2014-01-13T08:11:40Z
dc.date.issued2014-01-13
dc.identifier.nimNIM031810401087
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/14189
dc.description.abstractSirih (Piper betle Linn.) merupakan tumbuhan obat yang sangat besar manfaatnya. Daunnya banyak digunakan untuk mengobati mata merah, membuat suara nyaring, dan mengobati disfungsi ereksi. Hal ini karena tumbuhan obat yang sudah dikenal sejak tahun 600 SM tersebut mengandung zat antiseptik pada seluruh bagiannya. Zat antiseptik tersebut mampu membunuh jamur. Kandungan fenolnya dalam sifat antiseptiknya bersifat lima kali lebih efektif dibandingkan dengan fenol biasa (Mooryati, 1998). Berdasarkan potensi Sirih yang besar tersebut, maka dilakukan penelitian tumbuhan Sirih khususnya tentang pola distribusinya di Blok Krecek TN Meru Betiri, Jember, Jawa Timur. Blok Krecek dipilih sebagai lokasi penelitian karena tumbuhan Sirih banyak yang tumbuh di lokasi ini dan pola distribusinya belum diketahui. Sehingga, perlu dilakukan penelitian tentang pola distribusi tumbuhan ini. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pola distribusi tumbuhan Sirih di Blok Krecek Taman Nasional Meru Betiri, Jember, Jawa Timur dengan menggunakan analisis Poisson. Dalam menentukan pola distribusi tumbuhan, Poisson memiliki hipotesis, yaitu Hipotesis Poisson, yang menyatakan bahwa: 1. H = tumbuhan terdistribusi secara acak. 2. Jika nilai hasil x o 2 hitung > x tabel maka hipotesis nul di tolak, sehingga distribusi tumbuhan non acak. viii 2 Pengambilan sampel dilakukan dengan metode plot, plot-plot diletakkan secara random dengan menggunakan teknik undian (Pengembangan dari MuellerDumbois and Ellenberg, 1974). Data yang yang diambil berupa jumlah tumbuhan Sirih di dalam plot dan kondisi fisik lingkungan (pH tanah, suhu udara, kelembaban udara, kemiringan dan ketinggian). Keberadaan tumbuhan Sirih di analisis dengan tabel Poisson, sedangkan data kondisi fisik lingkungan dianalisis dengan menghitung rata-rata hasil perhitungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai χ distribusi tumbuhan Sirih adalah non acak. Dengan demikian hipotesis nul ditolak dengan χ 2 hitung (190,9074) yang lebih besar dari pada χ hitung X tabel 2 2 tabel (11,34) pada derajat kebebasan 5 - 2 = 3 dan taraf signifikasi 99%. Pola distribusi non acak tersebut terdiri dari seragam (regular) dan mengelompok (clumped). Hardjosuwarno (Tanpa Tahun) menyatakan bahwa: (1) jika nilai pengamatan pada kelas kedua > daripada nilai harapan pada kelas kedua, maka tumbuhan terdistribusi secara seragam (regular), (2) jika nilai pengamatan pada kelas ketiga, keempat, kelima, atau keenam > daripada nilai harapan masing-masing kelas tersebut, maka tumbuhan terdistribusi secara mengelompok (clumped). Hasil perhitungan Poisson, menunjukkan nilai pengamatan pada kelas kelima dan keenam > daripada nilai harapan pada masing-masing kelas tersebut (nilai pengamatan dan harapan: 10 dan 8,121535 pada kelas kelima, 20 dan 3,086183 pada kelas keenam). Dengan demikian pola distribusi tumbuhan Sirih adalah mengelompok Pola distribusi yang mengelompok ini dimungkinkan oleh penyebaran buah hasil reproduksi generatif, reproduksi vegetatif serta faktoren_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries031810401087;
dc.subjectsirih, blok kreceken_US
dc.titlePola Distribusi Tumbuhan Sirih (Piper betle Linn.) Di Blok Krecek Taman Nasional Meru Betiri, Jember, Jawa Timuren_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record