dc.description.abstract | Pengaruh Pemberian Virgin Coconut Oil (VCO) Terhadap Jumlah Leukosit
Darah Tepi Pada Tikus Wistar Jantan Yang Dipapar Staphylococcus aureus;
Diyah Krisnawati; 031610101045; 2007 : 45 halaman; Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Jember.
Penelitian dan pengembangan khasiat obat tradisional sangat perlu untuk
terus-menerus dilakukan agar penggunaannya aman, tepat, efektif dan efisien. VCO
(Virgin Coconut Oil) merupakan produk olahan kelapa yang memiliki nilai tambah
tinggi, tetapi dari segi farmakologi dan fitokimia belum teruji secara klinis. Penelitian
ini memilih jumlah leukosit darah tepi karena merupakan indikator yang peka dan
sensitif terhadap gangguan respons imun tubuh. Apabila tubuh terinfeksi bakteri
staphylococcus aureus maka jumlah leukosit darah tepi akan mengalami
peningkatan.Tujuan dari penelitian ini adalah untuk membuktikan bahwa jumlah
leukosit darah tepi pada tikus wistar jantan yang diberi VCO sebelum dipapar
staphylococcus aureus lebih rendah dibanding dengan yang hanya dipapar
Staphylococcus aureus. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
informasi kepada masyarakat, terutama pemerhati di bidang kesehatan, khususnya
gigi dan mulut tentang manfaat VCO terhadap jumlah leukosit.
Jenis penelitian adalah penelitian eksperimental laboratoris. Sampel sejumlah
24 ekor tikus wistar jantan yang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu (1) kelompok
kontrol merupakan kelompok yang tidak diberi perlakuan, (2) kelompok perlakuan 1
merupakan kelompok yang dipapar Staphylococcus aureus, (3) kelompok perlakuan 2
merupakan kelompok yang dipapar Staphylococcus aureus dimana sebelumnya
diberi VCO.
Hasil penghitungan jumlah leukosit dilaksanakan di laboratorium kesehatan
Daerah Kabupaten Jember, dimana didapatkan hasil rata-rata untuk kelompok kontrol
viii
sebanyak 5800/µl, kelompok perlakuan 1 sebanyak 9275/µl, dan kelompok perlakuan
2 sebanyak 7175/µl.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna
jumlah leukosit darah tepi antara kelompok kontrol, kelompok perlakuan 1, dan
kelompok perlakuan 2. Jumlah leukosit yang paling rendah yaitu pada kelompok
kontrol karena tidak diberi perlakuan. Pada kelompok perlakuan 1 didapatkan jumlah
total leukost yamg paling tinggi, hal ini disebabkan karena infeksi bakteri
Staphylococcus aureus. Pada kelompok perlakuan 2 didapatkan jumlah leukosit yang
lebih rendah daripada kelompok perlakuan 1, hal ini disebabkan karena efek VCO
secara tidak langsung dapat menormalkan jumlah leukosit dengan cara berperan
sebagai imunomodulator. Kandungan asam lemak jenuh pada VCO yang didominasi
oleh asam laurat yang merupakan asam lemak jenuh rantai sedang atau medium chain
trigliceride (MCT). MCT ini di dalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin untuk
meningkatkan fungsi dan efek terhadap kesehatan. Efek imunomodulator VCO
disebabkan karena VCO cepat diserap oleh tubuh dan langsung ditransport melalui
sirkulasi langsung ke mitokondria lever untuk memproduksi energi. Energi yang
dihasilkan digunakan untuk meningkatkan pembakaran seluler dari ujung rambut
sampai ujung kaki dan mengaktifkan fungsi kelenjar endokrin, organ tubuh dan
jaringan tubuh sehingga respons imun akan meningkat, maka infeksi dapat dicegah
dan peningkatan jumlah leukosit dapat dihindari. VCO ini juga mampu menekan
interleukin-interleukin yang merangsang sel-sel hati dan menurunkan produksi
prostaglandin dan leukotrin | en_US |