dc.description.abstract | Netrofil ini berfungsi untuk menjaga imunitas tubuh terhadap infeksi dengan
cara kemotaksis (pelepasan lekosit dari aliran darah menuju tempat infeksi),
fagositosis (proses penghilangan benda asing seperti bakteri), dan penghancuran agen
infeksi. Netrofil dengan proses kemotaksis akan bermigrasi untuk berfungsi sebagai
fagosit yang mengontrol kontaminasi lokal dan mencegah infeksi (Rasuna, 2010).
Faktor-faktor kemotaksis dapat endogen berasal dari protein plasma, maupun eksogen
misalnya dari produk bakteri (Robbins dan Kumar, 1995). Sebuah netrofil biasanya
dapat memfagositosis 3 sampai 20 bakteri sebelum sel itu menjadi inaktif dan lisis.
Setelah itu akan terjadi akumulasi dari netrofil mati, makrofag mati, jaringan
nekrotik, dan cairan jaringan yang akan membentuk pus pada jaringan yang
meradang (Guyton dan Hall, 2007). Perusakan netrofil juga menyebabkan terjadinya
pelepasan mediator inflamasi serta enzim proteolitik, pepsin, dan cathepsin, yang
mengakibatkan lisisnya jaringan (Grossman, 1995).
Berdasarkan uraian di atas, P. gingivalis dapat melekat pada netrofil melalui
reseptor yang terdapat pada membran netrofil. Selain itu melalui interaksi hidrofobik
antara partikel hidrofob pada membran P. gingivalis dan membran netrofil (BSN
Medical, Tanpa Tahun). Setelah melekat, netrofil akan membentuk pseudopodia
yang dijulurkan di sekitar bakteri, mengelilingi bakteri dan berfusi membentuk
vesikel / vakuola fagosom. Porphyromonas gingivalis yang berada dalam fagosom
selanjutnya dibunuh oleh mekanisme bakterisidal (Ferencik et al. dalam Susanti dan
Rahayuningsih, 2003). Proses ini mengakibatkan terjadinya respon inflamasi berupa
bengkak, rasa sakit, kemerahan, panas, dan apabila respon berlangsung terusmenerus,
bisa berlanjut hingga terjadinya penurunan fungsi jaringan periodontal. | en_US |