dc.description.abstract | Saat ini 90% wanita dan 41,8% pria penduduk Indonesia memiliki gejala
osteoporosis. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit kronis progresif yang
ditandai adanya penurunan massa tulang dan pengeroposan tulang. Osteoporosis
dapat terjadi pada tulang alveolar, sehingga penurunan densitas pada tulang
mandibula dapat mempengaruhi prognosis perawatan pada pasien yang menggunakan
gigi tiruan. Adanya penurunan massa tulang alveolar, menyebabkan kekuatan tulang
alveolar untuk menahan beban berkurang. Ikan teri (Stolephorus sp.) dan susu kedelai
lokal merupakan salah satu sumber kalsium terbaik untuk mencegah pengeroposan
tulang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian ikan teri
(Stolephorus sp.) dan susu kedelai lokal terhadap densitas tulang mandibula pada
tikus wistar jantan.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dan
menggunakan rancangan penelitian the posttest only control group design. Penelitian
dilaksanakan di laboratorium biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas
Jember. Jumlah sampel yang digunakan 30 ekor tikus wistar jantan yang
dikelompokkan menjadi 3 kelompok, masing-masing terdiri atas 10 ekor tikus.
Kelompok I yaitu kelompok kontrol, kelompok II diberi ikan teri dan kelompok III
diberi susu kedelai lokal. Perlakuan pada penelitian ini dilakukan selama 40 hari,
setelah dilakukan dekaputasi sampel tulang mandibula di foto rontgen menggunakan
foto thoraks (FCR) dengan arah bukolingual, dimana titik pengukuran densitas tulang
mandibula terletak pada daerah 1 mm dari foramen mentale. Kemudian dilakukan uji
densitas mandibula menggunakan densitometry
Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap densitas tulang mandibula
tikus wistar jantan, kelompok yang mempunyai nilai rata-rata densitas paling rendah
viii
dibandingkan dengan kelompok lain adalah kelompok kontrol, yaitu dengan rata-rata
absorbsi sinar-X sebesar 1,02 dan kelompok yang mempunyai nilai rata-rata densitas
tulang yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok lain adalah kelompok ikan
teri, yaitu dengan rata-rata absorbsi sinar-X sebesar 0,59. Nilai rata-rata densitas pada
kelompok susu kedelai lokal berada di antara nilai terendah dan tertinggi, dengan
rata-rata absorbsi sinar-X sebesar 0,63.
Tulang mandibula pada kelompok kontrol dimungkinkan tidak terjadi
peningkatan pertumbuhan tulang sebab proses remodelling hanya terjadi secara
fisiologis saja, hal ini dikarenakan pada kelompok kontrol tidak diberikan nutrisi
tambahan. Kandungan nutrisi dari ikan teri yang diperlukan untuk metabolisme
tulang seperti protein dan bermacam mineral lebih banyak dibandingkan dengan
kelompok kontrol dan susu kedelai lokal. Oleh karena itu, nilai rata-rata densitas
tulang mandibula tikus wistar jantan untuk kelompok perlakuan ikan teri secara nyata
memiliki nilai yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol dan kelompok susu
kedelai lokal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, konsumsi ikan teri
terbukti efektif dapat meningkatkan densitas tulang mandibula tikus wistar jantan | en_US |