Show simple item record

dc.contributor.authorFADHILAH RIZAL NUGROHO
dc.date.accessioned2013-12-30T00:12:46Z
dc.date.available2013-12-30T00:12:46Z
dc.date.issued2013-12-30
dc.identifier.nimNIM081610101087
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13635
dc.description.abstractSaat ini 90% wanita dan 41,8% pria penduduk Indonesia memiliki gejala osteoporosis. Osteoporosis merupakan salah satu penyakit kronis progresif yang ditandai adanya penurunan massa tulang dan pengeroposan tulang. Osteoporosis dapat terjadi pada tulang alveolar, sehingga penurunan densitas pada tulang mandibula dapat mempengaruhi prognosis perawatan pada pasien yang menggunakan gigi tiruan. Adanya penurunan massa tulang alveolar, menyebabkan kekuatan tulang alveolar untuk menahan beban berkurang. Ikan teri (Stolephorus sp.) dan susu kedelai lokal merupakan salah satu sumber kalsium terbaik untuk mencegah pengeroposan tulang. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh pemberian ikan teri (Stolephorus sp.) dan susu kedelai lokal terhadap densitas tulang mandibula pada tikus wistar jantan. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratoris dan menggunakan rancangan penelitian the posttest only control group design. Penelitian dilaksanakan di laboratorium biomedik Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember. Jumlah sampel yang digunakan 30 ekor tikus wistar jantan yang dikelompokkan menjadi 3 kelompok, masing-masing terdiri atas 10 ekor tikus. Kelompok I yaitu kelompok kontrol, kelompok II diberi ikan teri dan kelompok III diberi susu kedelai lokal. Perlakuan pada penelitian ini dilakukan selama 40 hari, setelah dilakukan dekaputasi sampel tulang mandibula di foto rontgen menggunakan foto thoraks (FCR) dengan arah bukolingual, dimana titik pengukuran densitas tulang mandibula terletak pada daerah 1 mm dari foramen mentale. Kemudian dilakukan uji densitas mandibula menggunakan densitometry Hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap densitas tulang mandibula tikus wistar jantan, kelompok yang mempunyai nilai rata-rata densitas paling rendah viii dibandingkan dengan kelompok lain adalah kelompok kontrol, yaitu dengan rata-rata absorbsi sinar-X sebesar 1,02 dan kelompok yang mempunyai nilai rata-rata densitas tulang yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok lain adalah kelompok ikan teri, yaitu dengan rata-rata absorbsi sinar-X sebesar 0,59. Nilai rata-rata densitas pada kelompok susu kedelai lokal berada di antara nilai terendah dan tertinggi, dengan rata-rata absorbsi sinar-X sebesar 0,63. Tulang mandibula pada kelompok kontrol dimungkinkan tidak terjadi peningkatan pertumbuhan tulang sebab proses remodelling hanya terjadi secara fisiologis saja, hal ini dikarenakan pada kelompok kontrol tidak diberikan nutrisi tambahan. Kandungan nutrisi dari ikan teri yang diperlukan untuk metabolisme tulang seperti protein dan bermacam mineral lebih banyak dibandingkan dengan kelompok kontrol dan susu kedelai lokal. Oleh karena itu, nilai rata-rata densitas tulang mandibula tikus wistar jantan untuk kelompok perlakuan ikan teri secara nyata memiliki nilai yang lebih tinggi daripada kelompok kontrol dan kelompok susu kedelai lokal. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, konsumsi ikan teri terbukti efektif dapat meningkatkan densitas tulang mandibula tikus wistar jantanen_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries081610101087;
dc.subjectPEMBERIAN IKAN TERI (Stolephorus sp.) DAN SUSU KEDELAI LOKALen_US
dc.titlePERBANDINGAN PEMBERIAN IKAN TERI (Stolephorus sp.) DAN SUSU KEDELAI LOKAL TERHADAP DENSITAS MANDIBULA TIKUS WISTAR JANTANen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record