Show simple item record

dc.contributor.authorDidit Setyo Iswoko
dc.date.accessioned2013-12-27T06:42:48Z
dc.date.available2013-12-27T06:42:48Z
dc.date.issued2013-12-27
dc.identifier.nimNIM061910301090
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13458
dc.description.abstractKecamatan Puger terletak di Kabupaten Jember bagian selatan, berbatasan langsung dengan Samudra Hindia. Saat ini, kondisi kualitas sebagian air sumur di wilayah Kecamatan Puger mengalami penurunan yang cukup signifikan. Kesulitan air bersih dirasakan sebagian warga Desa Mojomulyo, Kecamatan Puger karena air asin mencemari sumur-sumur mereka (Radar Jember, 2009). Kejadian yang serupa juga dialami warga Desa Puger Kulon dan Desa Puger Wetan, Kecamatan Puger sebagian air sumur di kedua desa tersebut juga sudah terasa payau – asin (hasil observasi). Akan tetapi, selama ini belum pernah diadakan penelitian yang membahas intrusi air laut di wilayah tersebut sehingga mengingat pentingnya pemecahan masalah ini maka perlu dilakukan kajian intrusi air laut di wilayah Kecamatan Puger. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui intrusi air laut di wilayah Kecamatan Puger. Manfaat dari penelitian ini dapat menambah pengembangan khasanah ilmu pengetahuan khususnya masalah intrusi air laut dalam bidang teknik sipil. Penelitian ini menggunakan nilai daya hantar listrik (DHL) sebagai pendekatan nilai keasinan air tanah. Pengukuran nilai DHL dilakukan pada 40 sumur yang terdiri atas 29 titik sumur terdapat di Desa Puger Kulon dan 11 titik sumur terdapat di Desa Puger Wetan. Pengolahan nilai DHL menggunakan program surfer versi 8.0 dan AutoCAD 2009. Hasil pengolahan nilai DHL disajikan dalam bentuk peta kontur isokonduktivitas. Kemudian dilakukan analisis hidrokimia yang berupa perbandingan konsentrasi khlorida-bikarbonat (R) untuk mengetahui faktor penyebab keasinan air tanah serta analisis kedalaman zona pertemuan antara air asin dari laut dengan air tanah tawar (interface) menggunakan model Badon Ghijben-Herzberg. Dari pengukuran nilai DHL didapat nilai DHL air sumur gali di lokasi penelitian antar 480 - 11.770 μS/cm. Berdasarkan klasifikasi tingkat keasinan air tanah yang dikeluarkan oleh Panitia Ad Hoc Intrusi Air Asin (PAHIAA), Jakarta maka air tanah di daerah penelitian tergolong pada klasifikasi air tanah tawar, air tanah agak payau, dan air tanah payau. Klasifikasi air tanah tawar dijumpai pada 25 titik sumur dengan nilai DHL mulai dari 480 μS/cm hingga mencapai 1.480 μS/cm. Klasifikasi air tanah agak payau dijumpai pada 12 titik sumur dengan nilai DHL antara 1.550 μS/cm – 3.040 μS/cm. Klasifikasi air tanah payau dijumpai pada 3 titik sumur dengan nilai DHL 6.350 μS/cm - 11.770 μS/cm. Dari analisis hidrokimia didapat nilai perbandingan konsentrasi khloridabikarbonat (R) > 0,5 yaitu: 1,08; 0,78; 0,73 dan 0,63. Dengan demikian, berdasarkan klasifikasi tingkat intrusi air laut menurut Todd, faktor penyebab keasinan air tanah pada lokasi penelitian akibat intrusi air laut, kecuali bagian utara lokasi penelitian. Pada wilayah Desa Puger Kulon bagian utara keasinan air tanah yang dijumpai pada sumur gali PK26 akibat penyusupan air limbah industri. Sedangkan pada wilayah Desa Puger Wetan bagian utara keasinan air tanah yang dijumpai pada sumur gali PW9 berasal dari air connate. Intrusi air laut terjadi di bagian selatan lokasi penelitian. Di Desa Puger Kulon, intrusi air laut rata-rata mencapai 1,309 km kearah daratan, mulai dari Dusun Mandaran I, Dusun Mandaran II, Dusun Krajan II bagian selatan dan sebagian kecil wilayah Dusun Kauman. Di Desa Puger Wetan, intrusi air laut rata-rata mencapai 1,370 km kearah daratan, yang terdiri atas Dusun Mandaran dan sebagian kecil wilayah Dusun Krajan. Hal ini, ditunjukan dengan nilai DHL pada lokasi tersebut > 1.500 μS/cm dan nilai perbandingan konsentrasi khlorida-bikarbonat antara 0,5 - 1,3, yang berarti telah terjadi intrusi air laut dengan tingkat rendah. Intrusi air laut terjadi karena adanya aliran air asin dari laut melalui K. Bedadung dan K. Kapuran yang kemudian masuk kelalam akuifer di kedua desa tersebut. Hal ini dibuktikan, dari hasil perhitungan kedalaman interface menggunakan model Badon Ghijben–Herzberg terlihat bahwa kedalaman interface berada jauh dibawah dasar sumur.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries061910301090;
dc.subjectINTRUSI AIR LAUTen_US
dc.titleKAJIAN INTRUSI AIR LAUT DI WILAYAH KECAMATAN PUGER KABUPATEN JEMBERen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record