dc.description.abstract | Penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian urutan ke-11 di
Indonesia, tahun 1986 meningkat menjadi urutan ke-3 dan pada tahun 1992
merupakan penyebab kematian yang pertama untuk usia di atas 40 tahun. Faktor
terjadinya PJK adalah aterosklerosis yang dapat menyebabkan obstruksi lumen
sehingga menimbulkan iskemia dan kematian jaringan. Aterosklerosis adalah
suatu penyakit yang menyerang pembuluh darah besar maupun kecil dan ditandai
oleh kelainan fungsi endotelial, radang vaskuler, dan pembentukan lipid,
kolesterol, zat kapur, bekas luka vaskuler di dalam dinding pembuluh intima.
Pembuluh darah yang sering terkena aterosklerosis adalah di daerah aliran arteri
pada organ yang sangat sedikit kolateral seperti jantung dan otak. Penyebab dari
aterosklerosis ada beberapa macam, misalnya gaya hidup, kolestrol, dan pada saat
ini sedang berkembang penelitian mengenai proses infeksi bakteri menyebabkan
aterosklerosis. Banyak penelitian yang telah dilakukan di seluruh dunia membahas
mengenai aterosklerosis yang disebabkan oleh infeksi bakteri namun tidak banyak
penelitian yang membahas tentang infeksi bakteri oral seperti Streptococcus
mutans yang menyebabkan aterosklerosis.
Berbagai pengobatan sedang berkembang untuk menangani aterosklerosis.
Namun, inovasi penggunaan fitofarmaka untuk menangani dan mencegah
aterosklerosis khususnya aterosklerosis yang disebabkan oleh Streptococcus
mutans belum berkembang. Karena itu, dalam penelitian ini dilakukan eksplorasi
siwak (Salvadora persica) sebagai antibakteri Streptococcus mutans penyebab
aterosklerosis. Dalam penelitian ini digunakan Streptococcus mutans yang
berasal dari isolat gigi yang diperoleh dari Laboratorium Mikrobiologi Fakultas
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Jember. Kemudian dari hasil
kultur tersebut dilakukan pembuatan suspensi Streptococcus mutans di
vii
Laboratorium Mikrobiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Jember, yang
selanjutnya ditanamkan pada masing-masing sediaan larutan ekstrak siwak dalam
BHI-A (Brain Heart Infusion Agar) di dalam cawan petri. Sampel penelitian ini
sebanyak 10 sampel dalam cawan petri. Masing-masing cawan petri dibuat lima
sumuran yang berisi serial konsentrasi ekstrak siwak 12,5%, 25%, dan 50%, serta
digunakan gel gentamicin 0,1% yang merupakan antibiotika untuk gram positif
dan gram negatif sebagai perbandingan, digunakan pula aquades sebagai kontrol
negatif. Ekstrak etanol kayu siwak didapatkan melalui proses maserasi yang
kemudian dilakukan penyaringan dan dirotavapor sampai etanol 96% menguap
dan diperoleh ekstrak kental yang sebenarnya.
Setelah dilakukan penanaman serial konsentrasi ekstrak etanol siwak
12,5%, 25%, dan 50%, gel gentamicin 0,1%, dan aquades dalam masing-masing
cawan petri, cawan petri diinkubasi pada suhu 37
viii
O
C selama 18-24 jam yang
kemudian dilakukan pembacaan pada masing-masing perlakuan. Hasil pembacaan
didapatkan pengaruh yang signifikan dari pemberian ekstrak etanol siwak
terhadap pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Konsentrasi ekstrak etanol
siwak minimal untuk menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans atau yang
disebut dengan Konsentrasi Hambat Minimum (KHM) adalah konsentrasi ekstrak
etanol siwak 12,5% dan konsentrasi efektif untuk menghambat pertumbuhan
Streptococcus mutans adalah konsentrasi 50%. Namun demikian untuk
membuktikan potensi tersebut perlu analisis lebih lanjut dengan menggunakan
metode lain.
PRAKATA
Puji Syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya | en_US |