Show simple item record

dc.contributor.authorLukman Hadi
dc.date.accessioned2013-12-27T01:59:21Z
dc.date.available2013-12-27T01:59:21Z
dc.date.issued2013-12-27
dc.identifier.nimNIM051910201017
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13132
dc.description.abstractListrik merupakan energi sekunder yang paling sering digunakan oleh manusia. Konsumsi listrik di masyarakat terus meningkat seiring banyaknya peralatan yang menggunakan energi listrik. Agar peralatan listrik konsumen dapat bekerja dengan baik dan aman, fluktuasi tegangan dan frekuensi yang terjadi harus tetap berada pada batas toleransi yang diizinkan. Dengan demikian diperlukan analisis sistem tenaga listrik untuk menentukan kestabilan sistem jika terjadi gangguan. Stabilitas transient didasarkan pada kondisi stabil ayunan pertama (first swing) dengan periode waktu penyelidikan pada dua detik pertama terjadi gangguan. Metode kriteria sama luas adalah salah satu metode yang dapat digunakan untuk menentukan kestabilan sistem tenaga listrik. Keadaan peralihan dari sistem tenaga listrik pada saat gangguan digambarkan secara matematis melalui persamaan diferensial. Salah satu metode numerik yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan diferensial tersebut adalah Metode Runge-Kutta Orde-4. Teknik analisa data dilakukan dengan melakukan simulasi perhitungan menggunakan matlab. Penelitian mengambil tempat di PT. PJB PLTU Paiton sebagai generator dan asumsi GI Kraksaan sebagai bus infinite dengan saluran transmisi ganda di mana gangguan tiga fasa terjadi di tiga titik yang berbeda pada salah satu saluran, yaitu: gangguan di ujung sisi kirim, gangguan di tengah saluran, dan gangguan di ujung sisi terima. Dengan metode kriteria sama luas menggunakan matlab, jika gangguan terjadi di ujung sisi kirim didapatkan nilai sudut pemutus kritis 95,21 0 , dan waktu pemutusan kritis 0,187 detik. Jika gangguan terjadi di tengah saluran didapatkan nilai sudut pemutus kritis 127,183 , dan waktu pemutusan kritis 0,35 detik. Jika gangguan terjadi di ujung sisi terima nilai sudut pemutus kritisnya 180 0 -385,48 0 0 sedangkan waktu pemutus kritisnya tidak ditentukan. Berdasarkan hasil studi penelitian yang dilakukan, maka disarankan mensetting breaker terbuka dengan sudut clearing (Clearing Angle) lebih kecil δδ ≤ karena saat terjadi gangguan pada sistem tenaga listrik yang mendadak dan besar akan diperoleh kestabilan sistem kembali atau sama dengan sudut kritis )( kp normal masih ada. Key Word : Stabilitas Transient, Sistem Tenaga Listrik, Metode Kriteria Sama Luas, Sudut Pemutus Kritis, Waktu Pemutus Kritis.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries051910201017;
dc.subjectSTABILITAS TRANSIENT, TENAGA LISTRIK, METODE KRITERIA SAMA LUASen_US
dc.titleSTUDI STABILITAS TRANSIENT SISTEM TENAGA LISTRIK DENGAN METODE KRITERIA SAMA LUASen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record