Show simple item record

dc.contributor.authorPutri Arum Permatasari
dc.date.accessioned2013-12-27T01:37:07Z
dc.date.available2013-12-27T01:37:07Z
dc.date.issued2013-12-27
dc.identifier.nimNIM102010101033
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13076
dc.description.abstractPenggunaan bahan alam sebagai obat tradisional yang pada awalnya dilakukan secara empirik oleh masyarakat tradisional, sekarang telah menjadi salah satu alternatif pengobatan bagi masyarakat modern. Umumnya obat tradisional digunakan untuk memelihara kesehatan, mencegah penyakit, mengobati penyakit, maupun memulihkan kesehatan. Salah satu tumbuhan yang berkhasiat sebagai obat adalah kembang bulan (Tithonia diversifolia). Penggunaan kembang bulan sangat beragam jenisnya, ada yang digunakan sebagai pengusir serangga atau insect repellent, antioksidan dan antibiotika, antiinflamasi, analgesik, antimalaria. Pada penelitian diketahui bahwa secara in vivo daun kembang bulan terbukti aktif melawan P.berghei dengan nilai IC sebesar 114 mg/kgBB. 50 Suatu obat yang dikonsusmsi akan mengalami fase farmakokinetik yang terdiri dari 4 proses yaitu absorbsi, distribusi, metabolisme, dan ekskresi. Demikian pula dengan kembang bulan akan di absorbsi oleh usus, kemudian di metabolisme di hepar. Ekskresi melalui empedu memungkinkan terjadinya penumpukan xenobiotik pada hepar sehingga dapat menimbulkan efek hepatotoksik. Ginjal juga merupakan organ utama yang terkena efek toksisitas jika tubuh terpapar zat toksik. Ekskresi melalui ginjal hasil metabolisme detoksifikasi hepar dapat mengakibatkan kerusakan tubulus. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keamanan penggunaan ekstrak etanol daun kembang bulan pada dosis tertentu yang dilihat dari perubahan histopatologi hepar dan ginjal. Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Post Test Only Control Group Design. Sampel yang digunakan adalah Tikus Putih Galur Wistar jantan dan betina. Dosis yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan konsentrasi 16mg/200gBB, 80mg/200gBB, dan 160mg/200gBByang merupakan tingkatan 1x, 5x, dan 10x dari dosis IC50 tikus yaitu 79,8 mg/kgBB, serta kontrolnya menggunakan larutan Tween. Data yang diperoleh berupa nilai skor histopatologi hepar dan ginjal, yang kemudian dicari presentase kerusakan organ dengan cara menghitung jumlah sampel yang mengalami kerusakan kemudian dibagi dengan total sampel pada satu kelompok kemudian dikalikan dengan 100%. Hasil penelitian yang didapatkan adalah tidak ditemukan adanya sampel yang mengalami perubahan histopatologi hepar pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Begitu pula dengan histopatologi ginjal, tidak ditemukan adanya perubahan yang terjadi pada kelompok kontrol maupun kelompok perlakuan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak daun kembang bulan pada dosis 16 mg/200gBB, 80 mg/200gBB, 160 mg/200gBB aman dan tidak menimbulkan perubahan gambaran histopatologi hepar dan ginjal.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries102010101033;
dc.subjectEKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Thitonia diversifolia)en_US
dc.titleGAMBARAN HISTOPATOLOGI HEPAR DAN GINJAL PASCA PEMBERIAN EKSTRAK ETANOL DAUN KEMBANG BULAN (Thitonia diversifolia) (STUDI PADA TIKUS PUTIH GALUR WISTAR)en_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record