Show simple item record

dc.contributor.authorPungky Setya Arini
dc.date.accessioned2013-12-27T01:29:00Z
dc.date.available2013-12-27T01:29:00Z
dc.date.issued2013-12-27
dc.identifier.nimNIM102010101082
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/13062
dc.description.abstractMalaria ditemukan hampir di seluruh bagian dunia dan merupakan penyakit yang sampai saat ini masih menjadi masalah utama kesehatan penduduk dunia. Di Indonesia penyakit malaria masih ditemukan pada semua provinsi dengan stratifikasi malaria tinggi (berdasarkan Annual Parasite Incidence/API) di wilayah Indonesia bagian Timur. Penyebab malaria adalah Plasmodium sp. yang menyerang eritrosit dan ditandai dengan ditemukannya bentuk aseksual dalam darah. Di Indonesia, ditemukan 5 spesies penyebab penyakit malaria pada manusia, yaitu Plasmodium falciparum, Plasmodium vivax, Plasmodium malariae, Plasmodium ovale, dan Plasmodium knowlesi. Gejala khas malaria terjadi pada saat skizon ruptur, di mana toksin parasit menyebabkan sel hospes melepaskan sitokin, seperti Tumour Necrosis Factor (TNF). Tumour Necrosis Factor yang bertanggung-jawab terhadap timbulnya demam. Pada malaria berat terjadi overproduksi sitokin pro-inflamasi, seperti Tumour Necrosis Factor-alpha (TNF-α), Interleukin-1 (IL-1), Interferon-γ (IFN-γ) dan radikal bebas seperti Reactive Oxygen Intermediate (ROI), Reactive Oxygen Spesies (ROS), Nitric Oxide (NO) oleh sel-sel fagosit dan sel endotel yang teraktivasi. Pemberantasan terhadap penyakit malaria semakin sulit karena ditemukannya kasus resistensi parasit terhadap obat antimalaria dan gangguan sistem imun. Oleh sebab itu, dimulailah pencarian manfaat senyawa kimia tumbuh-tumbuhan yang dapat meningkatkan aktivitas sistem imun. Salah satu senyawa kimia pada tumbuhan yang telah terbukti sebagai imunomodulator dan dapat meningkatkan ekspresi CD36 pada viii makrofag yang memediasi terjadinya fagositosis secara non-opsonisasi adalah kurkumin. Rempah-rempah (Zingiberaceae), termasuk Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.), memiliki komponen bioaktif, yaitu kurkumin. Senyawa lain yang terkandung dalam bangle, yaitu minyak atsiri, tanin, saponin, flavonoid, lemak, mineral, alkohol, keton, terpen, dan gula. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui pengaruh ekstrak Bangle (Zingiber cassumunar Roxb.) terhadap kadar Tumour Necrosis Factor-alpha (TNF-α) serum mencit Balb/C yang diinfeksi Plasmodium berghei. Rancangan penelitian yang digunakan adalah posttest only control group design. Sejumlah 15 mencit Balb/C dengan berat 25 gram dan usia 2-3 bulan dibagi ke dalam 5 kelompok. Setelah diinfeksi Plasmodium berghei, setiap hari diperiksa derajat parasitemia. Lama pemberian terapi selama 4 hari berdasarkan modifikasi metode Peter. Kadar TNF-α serum diukur menggunakan metode ELISA dengan satuan ρg/ml. Rerata kadar TNF-α serum kelompok bangle, bangle-artemisinin, artemisinin, tanpa terapi, dan tanpa perlakuan adalah 77,46 ± 33,96 ρg/ml, 55,08 ± 15,19 ρg/ml, 85,56 ± 22,43 ρg/ml, 102,81 ± 61,76 ρg/ml, dan 41,29 ± 2,28 ρg/ml. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji Mann Whitney menunjukkan tidak ada perbedaan yang bermakna antarkelompok (p≥0,05). Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa pemberian ekstrak bangle tidak mempengaruhi kadar TNF-α serum mencit yang diinfeksi Plasmodium berghei.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries102010101082;
dc.subjectEKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.)en_US
dc.titlePENGARUH EKSTRAK BANGLE (Zingiber cassumunar Roxb.) TERHADAP KADAR TUMOUR NECROSIS FACTOR-ALPHA PADA MENCIT YANG DIINFEKSI Plasmodium bergheien_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record