Show simple item record

dc.contributor.authorDaniati Tri Erikawati
dc.date.accessioned2013-12-25T08:41:02Z
dc.date.available2013-12-25T08:41:02Z
dc.date.issued2013-12-25
dc.identifier.nimNIM071610101018
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12897
dc.description.abstractResin akrilik banyak dipakai sebagai basis gigi tiruan karena bahan ini memiliki sifat tidak toksik, tidak iritasi, tidak larut dalam cairan mulut, estetik baik, mudah dimanipulasi, reparasinya mudah dan dimensinya kecil, dan stabilitas warna merupakan karakteristik klinik yang sangat penting pada bahan restorasi gigi dan bahan basis gigi tiruan. Untuk menjaga kebersihan gigi tiruan secara umum dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu mekanis dan kimia. Pembersihan secara mekanis dilakukan dengan menggunakan sikat gigi atau ultrasonik, sedangkan pembersihan secara kimia dilakukan dengan merendam gigi tiruan dalam larutan pembersih yang mengandung bahan desinfektan. Larutan desinfektan berbahan dasar kimia cukup banyak beredar di pasaran, namun saat ini banyak bahan-bahan dari tanaman obat yang dijadikan sebagai bahan desinfektan atau antiseptik tradisional. Keuntungan menggunakan tanaman berkhasiat obat adalah bahan bakunya mudah didapat, harganya murah, dan dapat ditanam di halaman rumah sendiri dan dapat diracik sendiri. Di Indonesia, jahe telah dikenal oleh sebagian besar masyarakatnya. Secara ekonomis, rimpang jahe dapat digunakan untuk berbagai kepentingan dalam bentuk jahe segar maupun jahe olahan. Jahe segar sering digunakan sebagai rempah dan berbagai keperluan lain seperti obat tradisional. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahuhui perbedaan warna resin akrilik heat cured yang terjadi akibat perendaman resin akrilik terhadap larutan sodium hipoklorit 0,5% dan ekstrak jahe merah 100%. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini sample random sampling. vii Data yang diperoleh dianalisa menggunakan uji distribusi KolmogrorovSmirnov untuk mengetahui normalitas data dan uji homogenitas varian untuk mengetahui keseragaman sampel. Dilanjutkan dengan uji Anova Dua Arah untuk mengetahui adanya perbedaan bermakna nilai rerata intensitas cahaya antara kelompok kontrol dan perlakuan. Didapatkan hasil nilai rerata kelompok kontrol pada waktu 10 menit 744,0918 AU, waktu 70 menit 961,358 AU, dan 140 menit 1167,641 AU. Kelompok yang direndam sodium hipoklorit 0,5% pada waktu 10 menit 1126,515 AU, waktu 70 menit 1637,131 AU, dan waktu 140 menit 1987,896 AU. Kelompok yang direndam dalam ekstrak jahe merah 100% nilai intensitas cahaya pada waktu 10 menit 1357,47 AU, waktu 70 menit 2027,694 AU,dan waktu 140 menit 2928,869 AU. Dilanjutkan lagi dengan LSD untuk melihat perbedaan pada setiap pasangan. Didapatkan hasil adanya perbedaan perubahan warna pada setiap kelompok perlakuan. Perendaman dalam sodium hipoklorit tidak terjadi akumulasi noda pada permukaan atau liang renik melainkan karena reaksi klorin dengan lempeng akrilik kemudian terjadi efek pemutihan sehingga warna akrilik menjadi lebih muda. Lempeng resin akrilik yang direndam dalam ekstrak jahe merah diduga komponen terlarut tanin (zat warna alami) dalam ekstrak jahe merah mengalami aliran kapiler secara difusi ke dalam porositas material sehingga mengubah struktur kisi ruang resin dan porositasnya. Perubahan porositas lempeng akrilik disebabkan karena adanya akumulasi tanin dalam larutan ekstrak jahe merah. Lempeng resin akrilik yang direndam dalam ekstrak jahe merah 100% perubahan intensitas warnanya lebih tinggi dibandingkan perendaman dalam sodium hipoklorit.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071610101018;
dc.subjectDESINFEKTAN SODIUM HIPOKLORIT 0,5%,EKSTRAK JAHE MERAH 100%en_US
dc.titlePERBANDINGAN DESINFEKTAN SODIUM HIPOKLORIT 0,5% DAN EKSTRAK JAHE MERAH 100% SEBAGAI BAHAN PEMBERSIH GIGI TIRUAN TERHADAP PERUBAHAN WARNA PADA RESIN AKRILIK HEAT CUREDen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record