Show simple item record

dc.contributor.authorAulia Rahma Chamima
dc.date.accessioned2013-12-25T08:10:18Z
dc.date.available2013-12-25T08:10:18Z
dc.date.issued2013-12-25
dc.identifier.nimNIM071610101057
dc.identifier.urihttp://repository.unej.ac.id/handle/123456789/12893
dc.description.abstractSalah satu sumber daya alam potensial yang dapat dimanfaatkan adalah tanaman obat, obat tradisional yang berasal dari tanaman memiliki efek samping yang jauh lebih rendah tingkat bahayanya dibanding obat-obat kimia, salah satunya adalah beluntas. Dalam hal ini daun beluntas memiliki kadungan flavonoid yang mampu menghambat perlekatan bakteri dengan cara mengikat protein permukaan bakteri dan menurunkan hidrofobisitas reseptor pada membran sel fagosit. Respon tahap awal dari inflamasi terhadap infeksi bakteri adalah proses adhesi berupa perlekatan bakteri pada sel monosit. Salah satu fungsi monosit yaitu berperan pada proses fagositosis. Proses fagositosis adalah sebagian dari respons imun non spesifik dan yang pertama kali mempertemukan host dengan benda asing. Untuk menelan partikel atau patogen, fagosit memperluas bagian membran plasma kemudian membungkus membran di sekeliling partikel hingga terbungkus. Ketika berada di dalam sel, patogen yang menginvasi disimpan di dalam endosom kemudian bersatu dengan lisosom. Lisosom mengandung enzim dan asam yang membunuh partikel. Selain mempunyai peran fagositosis monosit juga berperan sebagai sel yang bisa mempresentasikan antigen ( antigen presenting cell = APC). Monosit terlebih dahulu berubah menjadi sel dendritik, yang merupakan kelompok sel yang bisa mempresentasikan antigen. Mikroba bakteri dan antigen protein terlarut dipecah dalam fagolisosom menjadi partikel berukuran kecil. Partikel ini kemudian akan di -tampilkan di permukaan sel berikatan dengan molekul peptida dan akan dikenal oleh sel Th (sel T helper). Peristiwa ini disebut antigen processing. Protein asing akan diproses, kemudian akan ditampilkan di permukaan sel APC dan akan dikenal oleh sel limfosit Ts (sel T supressor). Dapat disimpulkan bahwa monosit penting dalam memulai dan mengatur respons imun. Dalam penelitian ini bakteri yg digunakan adalah bakteri S. mutans. vii Merupakan bakteri yang memiliki kemampuan menempel pada sel inang. S. mutans juga merupakan salah satu bakteri penting yang dijumpai di rongga mulut. Jenis bakteri ini merupakan bakteri penyebab utama timbulnya karies gigi. Berdasarkan uraian diatas mengenai bakteri S. mutans mempunyai kemampuan menempel pada sel monosit, serta adanya kandungan flavonoid yang dimiliki oleh tanaman beluntas, perlu diketahui bagaimana daun beluntas dapat mempengaruhi adhesi S. mutans terhadap sel monosit. Adapun rancangan pada penelitian ini adalah penelitian dengan kelompok kontrol the post test only control group design. Sampel dibagi dalam 5 kelompok. Kelompok (K) adalah kelompok kontrol yang terdiri dari monosit murni yang diberikan media HBSS (Hank’s Buffered Salt Solution). Kemudian kelompok P1 diberikan ektrak daun beluntas 25%, kelompok P2 diberikan ektrak daun beluntas 50%, kelompok P3 diberikan ektrak daun beluntas 75% dan kelompok P4 diberikan ektrak daun beluntas 100%. Adapun prosedur uji adhesi ini diperoleh dari banyaknya S. mutans yang menempel pada satuan sel monosit. Dalam penelitian ini, data yang didapatkan dianalisa menggunakan uji statistik parametrik yaitu uji kolmogorov smirnov untuk uji normalitas dan dilakukan uji statistik parametrik, yaitu one way annova serta apabila terdapat perbedaan nyata (p<0,05) dilanjutkan dengan uji LSD. Hasil penelitian menunjukkan terdapat perbedaan adhesi S. mutans terhadap monosit yang bermakna (P<0,05) antara kelompok kontrol yaitu sel monosit tanpa inkubasi ekstrak beluntas dengan kelompok perlakuan yang diinkubasi ekstrak beluntas. Semakin tinggi konsentrasi esktrak daun beluntas berpengaruh terhadap semakin sedikitnya S. mutans yang berdhesi pada sel monosit. Kesimpulan dari penelitian ini adalah esktrak daun beluntas efektif menurunkan adhesi S. mutans terhadap monosit. Dengan diketahuiya kandungan flavonoid dalam beluntas mampu menghambat adhesi S. mutans pada sel monosit, diharapkan memiliki manfaat dalam mengatasi infeksi dalam rongga mulut yang disebabkan bakteri.en_US
dc.language.isootheren_US
dc.relation.ispartofseries071610101057;
dc.subjectEKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchae indica (L.) Less)en_US
dc.titleINHIBISI EKSTRAK DAUN BELUNTAS (Pluchae indica (L.) Less) TERHADAP ADHESI Streptococcus mutans PADA MONOSITen_US
dc.typeOtheren_US


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record